IM.com – Cabang Dinas Pendidikan (Dispendik) Provinsi Wilayah Mojokerto menyeruhkan sekolah menggelar nonton bareng (nobar) film G30S/PKI di sekolah-sekolah. Tak hanya Cabang Dispendik Provinsi Wilayah Mojokerto saja, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Mojokerto pun menyeruhkan hal yang sama.
Pesantren di Kabupaten Mojokerto juga dihimbau menggelar nobar film yang pernah menjadi pro dan kontra tersebut. Himbauan tersebut merespon seruan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo agar seluruh anggotanya untuk menggelar nobar film G30S/PKI.
Kepala Cabang Dispendik Wilayah Mojokerto, Arif Khamzah mengatakan, pihaknya akan melayangkan surat ke satuan pendidikan tingkat SMA/SMK Negeri di wilayah kabupaten/kota Mojokerto. “Jika memang ini dianggap positif bagi pelajar,” ujarnya, Minggu (24/9/2017).
Harapannya, agar para pelajar bisa melihat dan tidak melupakan sejarah bangsa melalu film yang merupakan bagian dari sejarah Bangsa Indonesia. Sehingga, nantinya para pelajar juga bisa menilai dan mengetahui sejarah NKRI saat itu. Apalagi, belakangan ini, diakui atau tidak PKI seakan muncul lagi ditengah lingkungan masyarakat.
“Namun, pemutaran film harus dengan pengawasan dan pendampingan dari guru. Tujuannya, ada sebuah kesimpulan yang bisa diambil sehingga pemutaran film juga terarah dan bisa sesuai seperti yang diinginkan. Para pelajar juga bisa diajak berliterasi sehingga bisa menilai dan memaknai apa yang terkandung dalam film tersebut,” harapnya.
Semntara itu, Ketua MUI Kabupaten Mojokerto, KH Mashul Ismail juga merespon positif dengan seruan pemutaran film G30S/PKI. “Secara pribadi pemutaran film G30/SPKI positif sekali agar generasi muda mengerti kalau sejarahnya memang itu dan film itu objektif. Bisa digunakan sebagai bahan pembelajaran termasuk di tingkat sekolah dan pondok pesantren,” tambahnya.(ning/uyo)