IM.com – Selain pelajaran membatik masuk kurikulum, ada alasan lain SMA Negeri 1 Sooko memberikan pelajaran membatik para siswanya. Yakni mengajarkan pendidikan karakter melalui filosofi batik.
Dengan belajar membatik, para siswa diajarkan trampil, tekun, sabar, ulet, menata hati, tidak gampang putus asa serta bisa menenangkan diri. Ini yang menjadi tujuan terpenting mengapa SMA Negeri 1 Sooko mengajarkan pelajaran membatik kepada para siswanya.
“Pelajaran membatik di SMAN 1 Sooko tidak sekedar agar para siswa trampil membuat batik tapi lebih ke filosofinya. Dengan belajar membatik, para siswa diajarkan untuk tekun, sabar dan bisa menata hati,” ungkap Kepala SMAN 1 Sooko, Endang Binarti, Senin (2/10/2017).
Masih kata Endang, dengan belajar membatik, bisa mengajarkan diri agar bersabar, ulet, tekun karena tanpa itu semua hasilnya tidak selesai. Karena belajar membatik juga mengajarkan agar tidak cepat putus asa. Jika hati dalam keadaan tidak tenang atau tidak enak maka hasil batik akan jelek.
“Seperti dalam proses mencanting dengan malam, hasilnya tebal dan tipisnya tidak sama. Begitu juga saat hati tenang maka hasilnya akan bagus sehingga dengan belajar membatik ada tujuannya. Kalau putus asa hasilnya juga tidak bagus karena belajar membatik juga bisa membuat hati tenang,” ujarnya.
Pihaknya berharap pendidikan karakter yang diajarkan ke para siswa bisa melalui pelajaran membatik tersebut bisa tercapai. Selain mengajarkan pendidikan karakter melalui batik, SMAN 1 Sooko merupakan SMA rujukan yang harus memiliki program unggulan yang bisa menjadi contoh sekolah lain.
“Budaya Jawa syarat akan pendidikan karakter seperti batik ini, sehingga pas jika pelajar membatik masuk dalam kurikulum. Selain itu, pelajaran membatik ini dilakukan secara berkelompok dengan tujuan agar tidak menunjukan ego masing-masing karena ada proses kerjasama dan empati di dalamnya. Ini tujuannya,” pungkasnya.(ning/uyo)