IM.com – Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi memimpin upacara memperingati Hari Pendidikan Nasional Tahun 2018,di halaman Kantor Pemkab Mojokerto Rabo (02/5-2018) pagi.
Wakil Bupati Mojokerto, Pungkasiadi, membacakan sambutan amanat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia, Muhadjir Effendy, terkait pentingya mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) guna menghadapi tantangan eksternal yakni hadirnya Revolusi Industri 4.0.
“Tantangan eksternal muncul dari perubahan dunia yang sangat cepat dan kompetitif. Hadirnya Revolusi Industri 4.0 yang bertumpu pada cyber-physical system telah mengubah peri kehidupan kita. Artificial intelligence, internet of things, 3D printing, robot dan mesin-mesin cerdas menggantikan tenaga kerja manusia secara besar-besaran,” kutip wakil bupati.
Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional yang tahun ini mengangkat tema “Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan”, wakil bupati juga menyampaikan bahwa kecepatan dan ketepatan menjadi kunci dalam menghadapi gelombang perubahan. Dimana dunia pendidikan dan kebudayaan pun harus terus-menerus menyesuaikan dengan dinamika tersebut.
Dalam penguatan SDM, terdapat tantangan eksternal dan internal yang harus dicari solusinya. “Tantangan internal tampak pada gejala tergerusnya ketajaman akal budi dan kekukuhan mentalitas kita. Misalnya, belakangan ini kita melihat melemahnya mentalitas anak-anak kita akibat terpapar dan terdampak oleh maraknya simpul informasi dari media sosial,” tambah wakil bupati yang bertindak sebagai inspektur upacara.
Maka untuk menjawab tantangan ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah meneguhkan pentingnya penguatan pendidikan karakter dan literasi, selain ikhtiar mencerdaskan bangsa. Hal ini sejalan dengan revolusi karakter bangsa sebagai bagian dari pengejawantahan program Nawacita.
Upaya tersebut dikuatkan Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Isi Perpres ini mendorong gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Dalam amanat, Mendikbud juga menyinggung jalur pendidikan formal yang telah berhasil mendidik lebih dari 40 juta anak, sedangkan pendidikan nonformal telah memberikan andil dalam mencerdaskan bangsa.
“Pendidikan harus dilakukan secara seimbang oleh tiga jalur. Formal, nonformal maupun informal.Ketiganya diposisikan setara dan saling melengkapi. Masyarakat diberi kebebasan untuk memilih jalur pendidikan. Oleh karena itu, pemerintah memberikan perhatian besar dalam meningkatkan ketiga jalur pendidikan tersebut,” pungkasnya.(ika/uyo)