IM.com – Kapolda Jatim, Irjen Pol Machfud Arifin mengatakan, pasca tragedi bom, pihaknya fokus untuk memberantas sel-sel terorisme sampai ke akarnya, dan juga menangani traumatik sosial yang dialami masyarakat.
“Sampai saat ini, sudah ada 31 orang ditangkap, dan kita sudah memetakan sel-sel teroris. Peristiwa peledakan ini adalah masalah global, jadi tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di negara-negara lainnya di dunia, seperti Perancis, Filipina, dan Amerika” katanya dalam sambutannya, di acara deklarasi “Jawa Timur Aman dan Damai” di Hotel Majapahit Surabaya, Rabu (30/5-2018) malam.
Akibat tragedi bom tersebut, lanjutnya, masyarakat masih mengalami trauma. Contohnya, ketika ada orang ketinggalan tas di terminal bus, atau di minimarket, masyarakat panik hingga menghubungi tim penjinak bom, lalu ketika ada listrik yang tiba-tiba mati di pasar, para pengunjung berhamburan, dan lainnya.
“Traumatik sosial seperti ini harus diselesaikan, jadi kami terus berpatroli di semua tempat, baik mall, rumah-rumah ibadah, ini agar masyarakat merasa tenang dan perlahan-lahan bisa pulih dari trauma tersebut” katanya.
Kapolda Machfud juga bersyukur RUU Anti Terorisme telah disahkan, dengan begitu, pihaknya bisa mencegah aksi terorisme sejak dini. Pihaknya juga telah membentuk satgas anti terorisme dari tingkat Polda sampai ke tingkat Polres.
“Program kami adalah pertama, pencegahan, kedua, deradikalisasi, dan ketiga penegakan hukum. Tujuan kami sama, kami ingin investasi, kehidupan bermasyarakat berjalan normal, dan Jatim bisa tenang kembali dan semakin maju, sehingga masyarakat lebih sejahtera” ucapnya.
Lebih lanjut, Kapolda Machfud mengatakan, selama 1,5 tahun menjadi Kapolda Jatim, secara umum situasi keamanan di Jatim terkendali. Hingga saat ini tidak ada konflik berbau agama, suku dan ras. Kalaupun ada kejadian kriminalitas, hanya bersifat umum. Seperti narkotika, pencurian dan lainnya. (kim/uyo)