IM.com – Penguatan pendidikan karakter bagi peserta didik, bisa dilakukan dengan cara apapun, Satu diantaranya dengan sholat ghoib. Sebagai bentuk kepedulian pada korban bencana gempa bumi di Lombok yang terjadi 5 Agustus 2018 lalu. Bahkan hingga kini masih berlangsung dan tercatat sudah lebih 92 korban meninggal dan 298 luka-luka.
Dalam membangun kepedulian itu, SMAN 1 Bangsal melaksanakan sholat ghoib sekaligus menghimpun dana sosial. Kegiatan yang digelar pukul 07,00 WIB pada Selasa (7 Agustus 2018) itu, diikuti sekitar 1000 peserta didik dan puluhan guru. Bertindak sebagai imam adalah guru agama, Misbachul Ulum, S.Ag.
Selain melaksanakan sholat ghoib, Pak Ulum juga langsung memimpin doa tahlil yang ditujukan untuk para korban gempa di Lombok. Selain itu, sekaligus memimpin doa keselamatan, kesehatan dan kemudahan bagi warga Lombok yang selamat dari marabahaya.
Wisnu Hadi P Ketua OSIS SMAN 1 Bangsal, menyatakan bila kegiatan ini bersifat spontanitas. Dalam rangka meningkatkan kepedulian terhadap sesama warga negara Indonesia, Wisnu beserta jajaran pengurus OSIS dan Ekskul Kerohanian Islam pun bergerak. Siswa mengusulkan untuk melaksanakan sholat ghoib sekaligus mengumpulkan sumbangan di lingkup sekolah.
“Setidaknya kita pingin membantu saudara-saudara kita yang sedang dilanda bencana gempa di Lombok. Apalagi di OSIS ada bidang khusus yang memiliki kewajiban melakukan kegiatan seperti ini. Tepatnya pada bidang 1, 2, dan 3. Saya bersyukur bila total sumbangan yang terkumpul dari teman-teman dan mahasiswa PPL Unesa, mencapai Rp.3.736.500,- hingga jam sekolah usai. Besuk masih kita lanjutkan lagi untuk penerimaan sumbangannya,” ucap atlit karate yang kini duduk di kelas XII.MIA,3 itu.
Sementara itu, usai melaksanakan sholat ghoib, Kepala SMAN 1 Bangsal, Suyono, S.Pd., M.M.Pd. menyatakan kebanggaannya atas daya inisiatif peserta didiknya yang tergabung di OSIS dan ekstrakurikuler. Ini menjadi bukti bila penguatan pendidikan karakter di sekolahnya, bisa memberikan pengaruh positif pada peserta didiknya.
“Inisiatif anak-anak itu sangat bagus. Tentu saja kita bangga sekaligus terharu dengan kepedulian mereka pada sesama. Sebagai pimpinan sekolah maupun jajaran pendidik sangat mendukung apa yang dilakukan peserta didik kita. Mengorbankan satu jam pelajaran untuk berbuat baik dan peduli seperti ini, justru sebuah bentuk aktualisasi karakter yang sangat bagus dan harus dilestarikan,” ujarnya bersemangat dan bangga dengan inisiatif peserta didiknya.
Lebih lanjut, ditegaskan Suyono, bila yang dilakukan peserta didiknya merupakan aktualisasi dari karakter bermoral dan sangat kental dengan nasionalis.
“Anak-anak sungguh mampu memaknai slogan NKRI Harga Mati. Jiwa-jiwa peduli mereka dipadu nasionalisme, tentu akan membuat bangsa ini kian tangguh dan kuat. Setidaknya mereka mulai mampu mengapresiasi sekolahnya sebagai sekolah bumi Pancasila. Sungguh membanggakan!” ucap Suyono yang juga Ketua MKKS SMA Kabupaten/Kota Mojokerto itu menegaskan.(use/uyo)