IM.com – Banyak cerita duka mengiringi kematian Syachrul Idrus (Anto), penyelam relawan Badan SAR Nasional (Basarnas) yang meninggal saat mencari korban jatuhnya pesawat Lion Air JT610. Satu pesan terakhir Syachrul kepada sang istri, Lyan Kurnawati yang baru terungkap saat pemakaman pria asal Bendul Merisi, Surabaya tersebut, Sabtu (3/11/2018) menambah kisah duka.
Pesan terakhir Syachrul dikirim ke istrinya, Lyan melalui aplikasi Whatsapp (WA), Jumat dini hari (2/11/2018) pukul 00.32 WIB. Lyan tak pernah menyangka, pesan via WA itu ternyata menjadi obrolan terakhirnya dengan sang suami.
Syachrul Anto gugur saat bertugas mengevakuasi Lion Air JT 610 pada pagi harinya, Jumat (2/11/2018).
Menurut Lyan, Anto tak pernah absen melapor kepada Lyan setiap akan melakukan penyelaman. Panggilan “sayang” dan “ayah-bunda” masih diucapkan oleh pasangan yang telah memiliki dua anak ini kepada sang istri sebelum meninggal.
“Obrolan sebelum ia menyelam itu obrolan biasa. Tapi sempat mengirimkan pesan ini,” kata Lyan di ruang tamu rumah duka Jalan Bendul Merisi Utara VIII, Surabaya, Sabtu (3/11/2018).
Demikian pula saat Jumat dini hari sebelum terjun ke titik penyelaman yang sudah ditentukan. Syachrul tak lupa mengirim pesan dengan mesra.
“Yayah berangkat sayang ke titik koordinat malam ini, penyelaman besok pagi. Bismillah tawaqqaltu alallah laa haula walaa quwata illa billah,” tulis Anto dengan menyertakan beberapa swafoto bersama rekan relawan lain yang dikirim ke WA istrinya.
Namun, ada yang sedikit tidak biasa dalam rangakaian pesan WA yang dikirim Syachrul malam itu. Dalam pesannya, Syachrul mengungkapkan perasaannya melihat kondisi korban yang ditemukan tidak utuh, keluarga yang tak hentinya menangis dan nuansa penuh duka di area jatuhnya pesawat Lion Air .
“Dia juga menceritakan perasaannya melihat banyaknya korban. Kematian itu sudah dituliskan dan kita hanya menjemput,” tutur Lyan terbata-bata menirukan pesan suaminya di WA.
Pesan yang tidak biasa dari Syachrul ini baru disadari Lyan sebagai firasat kepergian sang suami selamanya.
“Saya tak mengira, ini adalah pesan terakhir. Saya baru sadar sekarang, itu pesan terakhir ayah,” tutur Lyan sambil menitikkan airmata.
Selain pesan tersebut, Lyan juga sejatinya sudah merasakan firasat tidak baik sebelum sang suami berangkat ke Jakarta untuk melaksanakan misi kemanusiaan. Lyan mengakui, ada yang berbeda dengan keberangkatan suaminya saat itu.
Makanya, kendati Syachrul sudah beberapa kali mengikuti misi kemanusiaan, Lyan merasa berat melepas kepergian suaminya ke Jakarta. Hal itu dia tuangkan dalam sebuah status, yang ia unggah melalui media sosial facebook.
“Entah kenapa, saya merasa berat melepas suami saya waktu itu. Nggak ngomong langsung, saya update status di facebook saya,” ungkap Lyan.
Penyelam Pahlawan Kemanusiaan
Syachrul telah menjadi relawan Basarnas sejak kejadian Air Asia 2014 silam. Ia dipercaya untuk menjadi salah satu penyelam dalam proses evakuasi ini.
Kemahiran menyelam yang dimiliki Anto membuatnya tergabung dalam komunitas Indonesia Diver Rescue Team. Pria yang sehari-hari tinggal di Makassar ini pun tergolong sebagai penyelam senior yang mempunyai jam terbang tinggi dalam komunitas itu.
Sang istri, Lyan mengatakan, dalam hal misi kemanusiaan suaminya tidak akan menolaknya. Meskipun dirinya telah berulang kali sempat memintanya untuk tidak berangkat.
Syachrul memang sosok yang memiliki jiwa sosial yang tinggi. Apapun akan dia lakukan, meskipun itu bukan keahliannya.
“Seperti yang di Palu, itu kan didarat. Kata dia, ‘entah saya mau bawa cangkul, atau alat lainnya tidak apa-apa. Yang penting bisa bantu-bantu. Meskipun tidak kenal, apalagi itu musibah besar. Saya ingin menjadi manusia yang bermanfaat’. Itu yang tidak bisa saya lupakan dari kata-kata suami saya,” jelasnya.
Kepala Badan SAR Nasional (Kabasarnas), Marsekal Madya Muhammad Syaugi mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya Syachrul Idrus (Anto) relawan penyelam asal Surabaya yang meninggal.
Syaugi mengatakan kalau Anto adalah pahlawan Kemanusian karena meninggal saat menjalankan tugas bangsa dan negara.
“Saya sebagai Kepala Basarnas ikut berduka cita atas gugurnya Pahlawan kemanusiaan dari Tim relawan kita demi tugas bangsa dan negara. Saya terus terang memberikan apresiasi yang tinggi kepada alamrhum,” ujar Syaugi di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (3/11/2018)
Kabasarnas menjelaskan, Jumat sore kemarin (2/11/2018), Anto dan satu orang temannya menyelam untuk mencari penumpang pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang. Tetapi saat di dalam air, temannya menengok ke belakang, ternyata Anto sudah tidak terlihat. Ketika naik di permukaan air, Anto sudah pingsan diatas dan ditolong tim Basarnas dan Dokter.
Tetapi, kata Syaugi, Tuhan berkehendak lain. Jenazah Anto kemudian dibawa ke RS Koja Jakarta Utara. (im)
Berikut isi pesan Syachrul kepada istrinya melalui WhatsApp:
Assalamualaikum
TAKDIR
Pagi itu. Satu demi satu penumpang mendekat ke pintu keberangkatan di Soekarno Hatta. Petugas check in menyambut mereka dengan senyum.
Sekitar 180 penumpang mendekati takdirnya.
Ada yang tertinggal karena macet di jalan, ada yang pindah ke pesawat yang lebih awal karena ingin cepat sampai dan ada juga yang batal karena ada urusan lain yang tiba tiba.
Tak ada yang tetukar.
Allah menyeleksi dengan perhitungan yang tak pernah salah. Mereka di takdirkan dalam suatu janjian berjamaah. Takdirnya seperti itu, tanpa dibedakan usia. Proses pembelian tiket, check in, terbang dan sampai akhir perjalanan lion hari ini, hanya sebuah proses jalan untuk pulang, menjumpai takdir yang tertulis di Lahul Mahfuz. Sebuah catatan yang tak pernah kita lihat, tapi kita jumpai.
Takdir sangatlah rapih tersusun,kehendak Allah tak terjangkau dengan akal manusia…
Allahuakbar…
Lalu kapan giliran kita pergi ? Hanya Allah yang tau.
Kesadaran iman kita berkata. Bersiap setiap saat, kapanpun dan dalam keadaan apapun.
Mari kita benahi kataqwaan kita untuk bekal pulang ke kampung abadi.
Hanya itulah jalan terbaik.
Suratan manusia adalah dibumi dikembalikan…
Semoga diakhir nafas kita, dengan La Ilahaillallah-Chusnul khotimah Aamiin
KN SAR 231 Sadewa @ Tj Kawarang #JT601