IM.com – Dua mucikari batal membongkar identitas para pelanggan prostitusi artis binaannya seperti yang disampaikan pihak Polda Jatim beberapa waktu lalu. Dalam keterangan pers kilat 1 menit 34 detik di Mapolda Jatim, Kamis sore (10/1/2019), dua mucikari yang dihadirkan, Endang dan Tantri hanya membeber cerita puluhan artis dan ratusan model bisa menjadi binaannya hingga alur untuk memesan (booking) layanan seksual mereka.
Saat dihadirkan, wajah dua mucikari perempuan itu tidak terlihat karena mengenakan topeng. Dalam kesempatan yang singkat, keduanya hanya menjawab dua pertanyaan wartawan.
Kedua mucikari ini menyangkal sengaja merekrut para artis itu agar mau menjual diri melalui jasa pemasaran mereka.
“Kita tidak ngajak, tapi mereka menawarkan diri,” jawab mucikari yang duduk di bagian kiri.
Pengakuan ini ditimpali rekannya yang duduk di sebelah kanan. Menurutnya, para artis ini yang lebih dulu mengubungi dan meminta kepada tersangka agar menjajakan layanan seks mereka serta menjembatani komunikasinya dengan para pelanggan.
“Aku hanya sekedar penghubung aja. Tidak lebih dari itu,” tambahnya.
Usai menjawab pertanyaan pertama, kedua mucikari tadi tidak banyak merespon soal kedua yang ditanyakan wartawan ihwal iming-iming yang mereka tawarkan kepada para artis karena dianggap sama dengan materi sebelumnya. Mereka pun buru-buru meminta petugas agar mengakhiri jumpa pers tersebut.
“Udah ndan (panggilan khas untuk petugas kepolisian), kan dari pertama kita uda jawab. Tidak ada yang mengiming-ngimingi,” jawab mucikari yang duduk di sebelah kanan.
Petugas kepolisian berbaju putih yang berdiri di samping pun langsung mengakhiri tanya jawab wartawan dengan kedua tersangka prostitusi asal Jakarta Selatan itu.
Dalam kesempatan lain, Direktur Reserse Kriminal Khusus Ditreskrimsus Polda Jawa Timur (Jatim), Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan memberi keterangan yang lain dengan pengakuan dua mucikari tadi.
Menurut Yusep, dalam kasus Vanessa Angel, saat bertransaksi dengan pelanggan mucikari ini menawarkan langsung sosok sang artis kepada pemesan.
Dari situ polisi menyimpulkan bahwa dua mucikari memang sudah memiliki daftar artis ‘siap jual’ yang ditawarkan ke para lelaki hidung belang.
“Jadi layanan prostitusi ini dipesan oleh orang dan justru mucikari memunculkan nama artis Vanessa Angel, bukan permintaan dari user (pengguna). Bukti otentik dari konten percakapan data digital WhatsApp handphone mucikari bukan permintaan dari user,” ungkapnya.
Tetapi secara umum memang praktik pemesanan prostitusi online ini memang tak hanya berlangsung satu arah.
“Kadang permintaan user (pengguna layanan seks artis). Jadi user tinggal meminta. Siapa artis yang diinginkan. Kadang juga dari mucikarinya,” tuturnya
Demikian ihwal pihak yang berinisiatif terjun dalam praktik prostitusi. Yusep membenarkan pengakuan kedua mucikari tadi bahwa para artis dan model itu sendiri yang kadang minta dicarikan pelanggan oleh tersangka.
“Sering juga artis yang menghubungi, minta dicarikan order Umumnya, mereka adalah para artis yang sudah sepi job,” ujar Yusep.
Sayangnya, baik mucikari maupun pihak kepolisian enggan membeber nama-nama para pengusaha dan pejabat yang menikmati layanan seks para artis ini. (Baca: Dua Mucikari Beber Identitas Pelanggan Layanan Seks Artis Besok).
Diketahui, dua mucikari ini merupakan warga Jakarta Selatan. Keduanya teridentifikasi mengolah bisnis prostitusi online artis sejak tahun 2017. Mereka mengoleksi 45 artis dan 100 model majalah dewasa yang bisa dikencani sejumlah pelanggan dengan harga yang sudah ditentukan.
Selain melibatkan artis Vanessa Angel (VA) dengan tarif Rp 80 juta dan Avriellia Shaqqila (AV alias AS) dengan bandrol Rp 25 juta, terdapat 5 artis dari 45 artis yang disebut yang sudah teridentifikasi terlibat transaksi perbankan. Lima artis itu antara lain berinisial AC, TB dan BS serta ML dan RF.
Dalam bisnisnya, dua mucikari ini ternyata tidak hanya melayani pelanggan dari dalam negeri saja. Mereka juga menerima pesanan dari luar negeri seperti Hongkong dan Singapura dengan tarif hingga Rp 300 juta untuk booking tiga hari. (im)