IM.com – Kodim 0809/Kediri bekerjasama dengan Bulog sub divre Kediri, Dinas Pertanian Kota dan Kabupaten Kediri, Dinas Ketahanan Pangan Kota dan Kabupaten Kediri, serta Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) se-Kota dan Kabupaten Kediri, mengadakan rapat koordinasi serapan gabah (sergab) Selasa (12/2/2019)
Rapat koordinasi ini diselenggarakan di aula Makodim Kediri, diikuti Dandim Kediri Letkol Kav Dwi Agung Sutrisno, Kepala Dinas Pertanian Kota Kediri Semeru Singgih, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kediri Imam Widodo Santoso dan Kepala Bulog sub divre Kediri Saidi.
Letkol Kav Dwi Agung Sutrisno menekankan pentingnya serapan gabah petani, guna menguatkan ketahanan pangan di Indonesia pada umnya dan Kediri pada khususnya.
Terkait peran utama Bulog, Saidi menjelaskan, Bulog memiliki tugas utama, penugasan, data pertanian dan unit-unit gudang yang tersebar di Kediri. Disamping itu, Bulog memiliki strategi pengadaan beras.
“Tugas utama kami, yaitu stabilitas harga, menjaga harga ditingkat produsen, menjaga harga di tingkat konsumen, dan menjaga stok untuk intervensi pasar. Ada 3 hal yang penting dalam ketahanan pangan, ketersediaan, keterjangkauan dan stabilitas,” kata Saidi.
Penugasan, Bulog menjaga HPP, mengelola CBP untuk keadaan darurat dan stabilitas harga. Selan itu, Bulog bertugas dalam distribusi pangan, rastra dan operasi pasar atau dalam artian ketersediaan pasokan dan stabilitas harga beras medium. Disamping itu, Bulog menjaga harga agar ditingkat produsen dan konsumen tetap stabil.
“Dalam tata niaga di hulu, ada Poktan, ada Gapoktan, Koptan, ada mitra kerja, sinergi BUMN dan sergab TNI. Dalam tata niaga di hilir, ada masyarakat berpendapatan rendah, pengrajin tahu dan tempe, industri pakan ternak dan pasar umum,” sambung Saidi.
Apabila menurut kajian secara finansial tidak menguntungkan, Pemerintah atau Pemerintah Daerah harus memberikan kompensasi dan margin atas semua biaya yang telah dikeluarkan.
Sedangkan menurut data pertanian Bulog, di Kota Kediri, luas baku sawah mencapai 2.047 hektar, sasaran tanam seluas 1.983 hektar dan sasaran panen seluas 1.979 hektar. Di Kabupaten Kediri luas baku sawah mencapai 47.520 hektar, sasaran tanam seluas 59.170 hektar dan sasaran panen seluas 55.858 hektar.
Strategi pengadaan beras, Bulog melakukan pelayanan dengan menjemput bola dan mendatangi langsung, membuat jaringan dengan tim sergab, pembentukan satuan kerja di masing-masing divisi regional (divre), penyiapan modal kerja pembelian lebih awal, serta menetapkan hari sabtu, minggu dan hari libur nasional, gudang tetap buka.
“Di Jawa Timur, keadaan gabah beras sebesar 351.215 ton, di Jawa Tengah sebesar 192.545 ton, di Yogyakarta sebesar 187.230 ton, di Jawa barat sebesar 202.429 ton,” jelas Saidi.
Dari data Bulog sub divre Kediri, GBB Banyakan – Kediri, ada 10 unit gudang dengan kapasitas 35.000 ton, dan GBB Paron – Kediri, ada 10 unit gudang dengan kapasitas 31.500 ton.
Masih ditempat sama, di aula Makodim Kediri, wawancara langsung dilakukan dengan petani asal Ngadiluwih, Kediri, dan wawancara ini dilakukan untuk menggali informasi terkait harga terkini beras di pasaran.
“Harga beras yang lokal, layak konsumsi, itu (jenis) 64 Rp 9.000,-, yang (jenis) super Rp 9.500,-, kalau (jenis) embramo Rp 11.000,-, harga ini stabil, aman,” ungkap Budiono, petani asal Ngadiluwih.
Sementara itu, untuk mengetahui secara jelas mundurnya musim tanam, khususnya di Kediri, wawancara tertuju pada salah instansi Pemerintah yang menggeluti bidang ketahanan pangan.
“Masa tanamnya mundur, karena musim hujankan mundur semua, jadi musim tanamnya mundur. Harusnya (bulan) Nopember (hingga) Desember, sekarang mundur (bulan) Desember (hingga) Januari. Kendala produksi itukan hujan, kalau dengan pompa itu masih belum optimal. Jadi kalau hujannya belum turunkan kita tidak berani menanam,” jelas Tito, Kasi Produksi Dinas Ketahanan Pangan Kota Kediri. (penrem 082)