IM.com – Banjir di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Selasa (4/2/2020) kian parah dan merendam sedikitnya 460 rumah di dua dusun. Kondisi ini memaksa sebagian warga mengungsi.
Banjir ini juga membuat aktivitas warga terutama di Susun Bekucuk, lumpuh. Sementara warga yang beraktivitas di luar desa tetap menjalani rutinitasnya.
Salah satunya, Charlie Ardinda Pratama, siswa SDN Miji 4 warga Dusun Bekucuk. Ia tetap bersekolah meski harus menembus banjir yang melanda desanya.
Terpantau sedikitnya 2.031 jiwa dari 518 KK di Dusun Tempuran dan Bekucuk terdampak banjir akibat luapan Sungai Penewon (Avor).
“Hingga hari ketiga ada perkembangan sedikit, air sudah mulai surut. Tadi juga sudah melakukan upaya untuk membuka dua pintu dam sipon yang tersumbat batang pohon. Mudah – mudah dengan upaya itu bisa membantu agar air cepat surut, ” ujar Kepala Seksi (Kasie) Pemerintahan Desa Tempuran Nono Hardiatno (53), Selasa (4/2/2020).
Kondisi banjir yang semakin parah sejak luapan air pertama dari Sungai Penewon pada Minggu malam (2/2/2020) sebenarnya sudah diperkirakan sebelumnya. Namun warga memilih bertahan di rumah sambil tetap berharap air surut. (Baca: Banjir Rendam Puluhan Rumah di Desa Tempuran-Sooko, Sekolah Diliburkan).
Berdasarkan data dari Posko Bencana di balai Desa Tempuran, luapan Sungai Penewon merendam 467 rumah. Ketinggian air di titik nol balai Desa Tempuran mencapai 50 sentimeter atau selutut orang dewasa.
Sedangkan untuk fasilitas umum yang terdampak antara lain sebuah bangunan gereja yang terletak di RT 01/RW 03 Dusun Bekucuk, balai Desa Tempuran dan SDN Tempuran. Banjir yang sudah beberapa tahun melanda desa ini juga merendam 183 Ha pertanian di dua dusun tadi.
Sedangkan di Dusun Tempuran lahan padi seluas 11 Ha dan lahan tebu seluas 20 Ha. Adapun di Dusun Bekucuk lahan padi yang terdampak 40 Ha dan lahan tebu 5 Ha.
Nono memastikan, bantuan logistik untuk warga menurut Nono pada hari ketiga banjir sudah terdistribusi. “Hari ini di Dusun Bekucuk sudah bisa terselesaikan sedangkan di Dusun Tempuran beberapa saat lagi juga bisa didistribusikan ke warga, ” terang Nono.
Masih kata Nono, kerugian banjir kali ini yang dirasa sangat berdampak pada sektor pertanian. Sebab, banyak warga yang sudah mulai menanam padi di lahan pertanian mereka.
“Apabila dalam satu atau dua hari tidak surut maka kemungkinan besar padi mereka tidak bisa diselamatkan,” ujarnya. (rei/im)