IM.com – Satu situs kuno kembali mengemuka di kawasan dekat pusat Kerajaan Majapahit, Dusun Bendo, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Mojokerto. Situs itu merupakan struktur batu andesit yang menjadi bagian kecil dari bangunan candi.
Struktur berbentuk tangga dengan punuk di atasnya memiliki panjang 130 cm dan lebar serta tingginya sekitar 1 meter. Candi tersebut diperkirakan berasal dari masa Kerajaan Singasari, leluhur pendiri Majapahit, Raden Wijaya di abad ke-13.
“Ini (bagian) yang kita temukan adalah ujung atas candi (antefik) dan ada batu-batu kotak,” kata Arkeolog BPCB Jatim Wicaksono Dwi Nugroho, Rabu (15/4/2020).
Wicaksono menjelaskan, batu-batu kotak yang ditemukan merupakan pecahan kecil dari struktur candi. Ada pula batu berbentuk L yang diduga bagian dari badan dan kaki candi.
“Struktur candi dibangun dari batu andesit dengan bata merah,” ujarnya.
Menurut Wicaksono, temuan situs kuno di sebelah barat area tempat pemakaman umum Desa Kumitir ini sesuai hipotesa BPCB Jatim. Sebelumnya, di area itu juga ditemukan struktur bangunan talud (tembok penahan) yang sudah dilakukan ekskavasi tahap awal oleh BPCB.
Dalam proses ekskavasi itu, BPCB menemukan banyak komponen bangunan candi. Temuan inilah yang menjadi data awal untuk memperkirakan adanya bangunan candi.
“Memang sesuai hipotesa kita sebelumnya. Candi ini terkait dengan talud yang sudah kita ekskavasi. Talud itu mengelilingi candi dan sudah banyak kita temukan komponen candi di lokasi ini,” terang Wicaksono.
Selanjutnya, BPCB akan memperluas penggalian untuk menemukan struktur lain dari bangunan candi. Namun proses ini masih harus dikoordinasikan dengan semua pihak terkait mengingat candi tersebut berada di area pemakaman umum.
“Kalau situasi normal, BPCB akan langsung bergerak koordinasi dengan pihak-pihak terkait. harus api karena ada wabah virus, jadi harus ditunda,” tutur Wicaksono.
Koordinasi juga akan membahas strategi pengamanan situs. Sementara ini, pengamanan dilakukan pihak kepolisian, koramil dibantu perangkat kecamatan dan desa setempat.
“Kepolisian, camat dan kepala desa sudah datang ke sini,” ungkapnya.
Situs ini pertama kali ditemukan warga Dusun Bendo, Desa Kumitir, Fendi Andriyanto (26) saat sedang bekerja menggali tanah uruk pada 11 April 2020 lalu. Saat itu, sekop yang digunakan Fendi untuk menggali tanah tiba-tiba membentur batu keras. Setelah dicermati ternyata sebuah batu kuno.
“Lalu saya lapor Babinsa (anggota TNI Bintara Pembina Desa Kumitir). Lalu saya disuruh menggali sampai kelihatan wujudnya,” tutur Fendi.
Setelah struktur bangunan nampak sepenuhnya, Fendi pun membersihkannya dari material tanah liat yang menempel pada struktur batu andesit itu. Ia kemudian memasang tali pembatas mengelilingi titik galian situs. (im)