IM.com – Tim ekskavasi Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur menyimpulkan hipotesisnya tentang sejarah dan fungsi batu andesit unik yang ditemukan di kawasan Situs Kumitir, Dusun Bendo, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto. Batu berdiameter sekitar 6,5 centimeter tersebut merupakan tempat (landasan) untuk menancapkan umbul-umbul atau panji Kerajaan Majapahit.
Panji kerajaan dipasang seperti di bagian depan area Situs Kumitir ini ketika memperingati keagamaan atau hari besar lainnya di masa itu. Tradisi peringatan keagamaan juga masih berlangsung sampai saat ini seperti di Bali ketika ada peringatan memakai umbul-umbul seperti janur atau saat Melasti di Tengger Bromo.
Batu andesit itu mirip dengan umpak, namun bentuknya yang melebar pada bagian bawah memang menyerupai landasan tiang bendera. Batu tersebut ditemukan di titik penggalian TP3, tepatnya sebelah barat dari pusat Situs Kumitir.
“Dinding barat itu bagian depan dari kompleks percandian Situs Kumitir mempunyai lubang tengah dan mengarah pada bagian dalam,” papar Arkeolog BPCB Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho di Situs Kumitir Mojokerto, Jumat (3/7/2020).
Wicaksono mengatakan, penemuan batu tersebut memperkuat hipotesa BPCB. Sebelumnya, BPCB berhipotesa bahwa sisi bagian barat merupakan gerbang pintu masuk kawasan Situs Kumitir.
Wicaksono menjelaskan, batu berlubang itu memiliki tinggi 28 sentimeter, lebar tapak bawah mencapai sentimeter, lebar tapak atas 13 sentimeter dan diameter lubang sekitar 6,5 sentimeter.
“Lubang pada sepertinya dibentuk, bukan karena faktor alam. Karena biasanya batu ditemukan itu mempunyai landasan datar yang tidak berlubang. Tapi tntu kita akan kaji lagi jika dibuka (Ekskavasi, Red) keberadaan batu ini yang kemungkinan tidak hanya satu,” tuturnya.
Selain itu, Wicaksono menambahkan, penemuan batu ini juga menjadi petunjuk baru yang memperkuat dugaan Situs Kumitir sebagai tempat suci keagamaan jaman dulu.
BPCB sebelumnya menyimpulkan, Situs Kumitir adalah tempat suci yakni Pendharmaan Mahesa Cempaka Kakek Dari Raden Wijaya yang keberadaannya diperkirakan pada zaman Kerajaan Singosari 1268 M. Bangunan candi di kawasan Situs Kumitir dipakai sebagai tempat Pendharmaan Mahesa Cempaka setelah 12 wafat dan masih digunakan dimasa Kerajaan Majapahit. (Baca: Struktur Kuno di Desa Kumitir Ternyata Candi Pendermaan Leluhur Majapahit, Ini Sejarahnya).
“Uniknya, landasan berbahan batu andesit tidak berpindah yang diduga sudah disiapkan di area tempat suci Situs Kumitir,” tandasnya.
Dari hipotesa itu, Wicaksono menduga, situs tersebut di masa kerajaan dulu dianggap sebagai tempat suci untuk memperingati hari keagamaan dan dikunjungi umat yang melakukan ritual.
“Tapi ini masih pemikiran liar. Dalam Kitab Negarakertagama, dijelaskan mengenai panji-panji Majapahit yang dikibarkan ketika momen tertentu pada saat malam bulan purnama atau pentas rakyat maupun ketika perjalanan Hayam Wuruk ada panji-panji,” ungkapnya. (im)