IM.com – Selama Bulan Ramadhan 1444 H/2023 M, SMA Negeri 1 Mojosari, Mojokerto, akan melaksanakan kegiatan keagamaan untuk siswa. Tidak seperti Pondok Ramadhan pada umumnya, para siswa bakal dibimbing untuk kemampuan menulis Bahasa Arab (Huruf Hijaiyah).
Kegiatan belajar menulis Bahasa Arab ini berlangsung selama jam pelajaran sekolah pada Bulan Ramadhan. Menurutnya, pembelajaran menulis Bahasa Arab akan diterapkan selama jam pelajaran 1 dan 2.
“Siswa akan diajarkan dan dilatih menulis Bahasa Arab. Targetnya agar setelah Pondok Ramadhan bisa baca tulis Al Quran.,” kata Kepala Sekolah SMAN 1 Mojosari, Endang Binarti saat dihubungi, Kamis (2/3/2023).
Endang mengatakan, seluruh siswa dari kelas X sampai XII (1-3 SMA), akan mengikuti kegiatan ini selama Bulan Ramadhan Masa efektif pembelajaran di Bulan Suci tersebut berlangsung selama dua pekan.
“Sekitar 1,5 jam pelajaran selama Bulan Ramadhan ini siswa belajar dan berlatih menulis Bahasa Arab. Guru agama akan memberikan materi untuk dikerjakan siswa saat akan masuk jam sekolah,” terang Endang.
Jam berikutnya, lanjut Endang, para siswa tetap mengikuti materi mata pelajaran seperti biasanya sesuai jadwal. Ia menjelaskan, setiap siswa, lanjut Endang, menyiapkan buku tulis khusus untuk latihan menulis Huruf Hijaiyah.
Sehingga setelah Ramadhan, mereka bisa berlatih sendiri untuk meningkatkan kelihaian menulis menggunakan aksara yang dipakai dalam Al Qur’an tersebut.
“Selain itu, siswa juga punya kenang-kenangan buku tulisan Bahasa Arab yang mereka tulis dengan tangan sendiri,” ujarnya.
Endang menerangkan, kegiatan untuk mengisi Bulan Ramadhan bagi siswa tersebut bertujuan menumbuhkan kemampuan siswa dalam menulis Huruf Hijaiyah. Pihak SMAN 1 Mojosari memilih jenis pembelajaran literasi ini mengingat banyak generasi muda Islam yang hanya bisa membaca atau mengeja Al Quran, tetapi tidak mampu menulisnya.
“Sekarang pembelajaran menulis Bahasa Arab ini hanya ada di tempat pendidikan Al Quran (TPQ), tapi kan kebanyakan muridnya anak-anak, yang sudah siswa SMA begini tidak ada yang mau ngaji di situ. Namun kalau di Mojosari kemungkinan banyak yang bisa baca tulis Bahasa Arab karena ada madrasah tsanawiyah (negeri maupun swasta),” ujarnya.
Adapun untuk siswa yang nonmuslim, Endang mengungkapkan akan diberikan materi pelajaran sendiri sesuai agama dan keyakinan masing-masing. Hal ini agar mereka tetap bisa mengikuti pelajaran sekolah pada jam 1-2 selama Bulan Ramdhan.
“Kalau dulu, guru agama meminta siswa yang nonmuslim menulis ayat-ayat di dalam kitab suci masing-masing tentang kehidupan sehari-hari. Misalnya ayat yang bekaitan dengan lingkungan hidup, kesabaran dan lain-lain,” tuturnya. (im)