Ia menegaskan semula ia ingin coba-coba, menjadi peternak bebek. Setelah jadi peternak ia berkeinginan meningkatkan hasil produksi ternaknya. Untuk itu ia memulai membuat mesin penetas telur sendiri.
“Dulu asal usulnya memang dari peternak. Kami ingin meningkatkan hasil gimana caranya untuk bisa menetaskan itik sendiri, kita pelihara sendiri, bahkan kita potong sendiri,” ujarnya.
Setelah menekuni cara dan metode yang tepat, untuk menetaskan telur bebek tersebut, Mujiono mengaku usahanya mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
“Mungkin saat ini yang kita produksi sekitar 14 sampai 15 ribu lah,” tuturnya.
Ia pun menjelaskan untuk melakukan usaha penetasan telur bebek ini tergolong sangat mudah. Hanya perlu untuk melakukan penyortiran sebelum telur bebek dimasukkan ke mesin penetas.
“Untuk perawatannya pertama memasukkan telur, lalu kita cari embrionya pakai teropong, kemudian masukkan ke mesin penetas,” katanya.
Ia mengatakan, saat ini harga satu ekor bebek bisa berkisar diatas 5 ribu rupiah, per ekornya. Sehingga dalam sehari ia bisa menghasilkan uang yang cukup besar, karena setiap hari ia mampu menghasilkan 200 lebih itik atau anak bebek.
“Alhamdulillah saat ini DOD harganya 8 ribu rupiah sampai 9 ribu rupiah per ekor. Dalam setiap hari bisa menjual 200 sampai 500, setiap bulan bisa sampai 30 sampai 40 juta rupiah keuntungannya,” ujarnya.
Ia menegaskan anak bebek ini dipasarkan ke sejumlah daerah, di luar Jombang dan Jawa Timur. “Kita kirimnya ke Semarang, sampai ke Jakarta,” tutur Mujiono. (ima)