Meski ditemukan minus lima milimeter, dikatakan Mujahid menurut metrologi masih aman dijual untuk umum. Masih dalam batas toleransi. “Adapun batas atasnya adalah 100 mililiter per 20 liter, kalau dari Pertamina 60 mililiter per 20 liter,” tandasnya.
Terpisah, Section Head Communication and Relations Pertamina Patra Niaga regional Jatimbalinus, Taufiq Kurniawan mengatakan pihaknya rutin melakukan pengecekan dalam berbagai aspek. Diantaranya, aspek keamanan dan keselamatan di lingkungan SPBU, pengecekan dombak SPBU agar tak terkontaminasi air, hingga berbagai pengecekan lainnya.
“Juga kita cek literan teranya. Aspeknya meliputi quality dan quantity, jenis warna dan tadi sudah disaksikan bersama bahwa pengecekan terhadap bahan bakar pertalite di SPBU Ngagel dan Jemursari sebagai sampel itu masih masuk dalam batas toleransi yang ditetapkan Lab Metrologi, yaitu di bawah 0,5 persen. Kalau kita (Pertamina) standarnya sekitar 60 mililiter. Ini membuktikan bahwa seluruh SPBU se-Jatim, Bali, bahkan Nusa Tenggara dalam posisi sesuai dengan standar sehingga masyarakat tidak perlu khawatir,” kata Taufiq. (addy)