Ia menyebut berdasarkan hasil koordinasi dengan pihak PT KAI, dalam sehari terdapat 54 kali KA yang melintas. Sehingga dalam hitungan menit terdapat 1 KA yang melintas dalam rentan waktu 26 menit.
“Ada kereta melintas setiap 26 menit sekali. Dan setiak kereta melintas itu membutuhkan waktu 7 menit. Dan waktu itu yang mengakibatkan kepadatan arus lalulintas di sekitar situ,” kata Arifin.
“Termasuk boottelneck. Jalan yang ada di sisi barat perlintasan KA, terjadi penyempitan jembatan, sehingga membuat kepadatan arus lalulintas,” ujarnya.
Kedua, titik rawan macet berada di jalur arteri Mojoagung. Faktornya meliputi adanya ruang terbuka hijau (RTH) Mojoagung yang menjadi pusat keramaian, simpang 3 Mojoagung, serta penyempitan jalur di 3 jembatan. Yaitu Jembatan Gambiran, Kademangan dan Miagan.
“Kalau terjadi kemacetan di Mojoagung, kendaraan kami alihkan ke Ringroad (jalan lingkar) Mojoagung,” terangnya
Dan untuk mengantisipasi hal tersebut, ia mengaku sudah menyiapkan pola-pola untuk, menguraikan kepadatan arus lalulintas pada saat arus mudik lebaran nanti.
“Ya nanti kita siapkan pola-pola nanti ada beberapa level. Kalau nanti kepadatan masih biasa kita akan lakukan kontraflow, apabila sudah padat sekali kita ada pengalihan arus. Khusus untuk yang akan ke Nganjuk ataupun Kediri, kita akan alihkan melalui jalur Jatipelem,” tutur Arifin. (ima)