IM.com – Video mesum mahasiswa perguruan tinggi Islam di Surabaya mendadak viral dan beredar di aplikasi percakapan WhatsApp.
Video mesum mahasiswa tersebut diduga dilakukan di dalam kampus perguruan tinggi Islma negeri Surabaya. Dan, direkam mahasiswa yang kebetulan berada disekitar kampus tersebut saat malam hari.
Dari tayangan video berdurasi 0,44 detik, pasangan mahasiswa perguruan tinggi Islam negeri di Surabaya dterekam sedang melakukan perbuatan mesum di dalam gedung kampus.
Dari video itu terlihat perempuan menggunakan kerudung hitam dan kemeja putih, sedangkan si laki-laki menggunakan kemeja berwarna coklat muda, mereka terlihat asyik berciuman. Meski lampu menyala terang.
Di dalam video yang merekam aksi mesum pasangan mahasiswa perguruan tinggi negeri di Surabaya, terdengar suara teriakan seorang pria.
“Woy, ojok iclik (jangan mesum),” teriak pria di dalam rekaman video mesum pasangan mahasiswa di Surabaya.
Selain itu juga ada sautan suara perempuan mengungkapkan ‘Allahu Akbar’.
“Woy, sarmutan ndek hotel blok (kalau mau ciuman/mesum di hotel),” teriak pria lainnya.
Tak lama setelah itu, kedua mahasiswa perguruan tinggi di Surabaya yang terekam bermesraan itu terlihat meninggalkan satu sama lain. Lantaran, aksinya dipergoki orang lain.
Terpisah, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UINSA Surabaya, Abdul Muhid, mengatakan saat ini pihaknya masih melakukan investigasi terkait kebenaran video mesum itu dilakukan di dalam kampus UINSA Surabaya atau bukan.
“Kejadian itu masih proses investigasi. Kalau lihat gedungnya itu diambil dari jarak jauh. Dan gedungnya seperti di UINSA, di Kampus Gunung Anyar,” ungkapnya saat dikonfirmasi Inilahmojokerto.com melalui sambungan telepon, Minggu (19/5/2024)
Muhid menjelaskan bahwa dirinya sudah mengantongi identitas pasangan mahasiswa tersebut. Bahkan pihak kampus sudah menyiapkan sanksi.
“Kita sedang rapat dan proses mendalam. Dalam proses kita punya kode etik mahasiswa. Terdapat pasal-pasal di situ pelanggaran apa. Saat ini masih ditelaah Senat UINSA secara etik,” pungkas Muhid. (addy)