IM.com – Buntut dugaan pencabulan yang dilakukan oknum pengasuh pondok pesantren di Buduran, Sidoarjo. Warga menuntut ponpes ditutup.
Mereka membawa spanduk bertuliskan ‘Mafia Berkedok Yayasan Ponpes. Awas Ada Predator di Ponpes Al-Mahdiy, Tidak Ada Kata Damai Untuk Tindak Asusila, Usir Pengasuh Ponpes.
Salah seorang warga, Budi Setiawan mengatakan bahwa aksi warga memasang spanduk ini dilakukan dengan spontan. Ini merupakan bentuk kekesalan warga terhadap oknum pengasuh pesantren.
“Dari laporan salah satu orang tua korban bahwa anaknya pernah menjadi korban pencabulan yang diduga dilakukan oleh pengasuh Ponpes,” katanya, Kamis (20/6/24).
Dia mengatakan sebenarnya kejadian dugaan pencabulan itu sudah lama, sekitar 6 bulan yang lalu. Pihak korban juga sudah melaporkan dugaan pencabulan itu ke Unit PPA Satreskrim Polresta Sidoarjo.
“Anehnya, kasus ini sudah 6 bulan yang lalu tapi pengasuh Ponpes tak kunjung diadili. Sehingga warga merasa resah, akhirnya melakukan aksi pasang banner ini,” ungkapnya.
Budi menambahkan bahwa dirinya tidak tahu secara pasti tindakan pencabulan yang diduga dilakukan oleh pengasuh Ponpes tersebut terhadap santrinya.
“Tindakan pencabulannya saya tidak paham, tapi dari cerita warga dan orang tua korban, pengasuh Ponpes itu telah melakukan pencabulan,” kata Budi.
Sementara itu Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo Kompol Agus Sobarnapraja mengatakan bahwa pihaknya memang menangani kasus asusila yang melibatkan pengasuh pesantren di Buduran.
“Sudah dilaporkan ke kami, masih berproses. Sudah naik ke penyidikan, tinggal tunggu proses,” kata Agus mengakhiri.
Menanggapi hal tersebut, pimpinan Yayasan Ponpes Al Mahdiy, Hidayatullah Fuad Basy’ban, hanya memberikan jawaban singkat.
“Saya tidak tahu dan apa yang harus saya jelaskan. Latar belakangnya apa akan saya pelajari,” cetusnya. (yg)