Batu akik yang dijual di Jalan Karyawan Kota Mojokerto. IM.com/Erik/
Batu akik yang dijual di Jalan Karyawan Kota Mojokerto. IM.com/Erik/

IM.com – Meski sudah tidak setenar dulu, puluhan perajin batu akik di Jalan Karyawan Kota Mojokerto, Jawa Timur tetap bertahan.

Dari berbagai jenis batu akik, batu mulia, batu permata hingga ikat cincin atau biasa disebut ring cincin dijual di Jalan Karyawan Kota Mojokerto.

Selain itu, banyak juga perajin batu akik yang memproses berupa bongkahan batu hingga menjadi batu cincin sesuai pemesanan pembeli.

Kini, usaha kerajinan batu akik memang tak segemilang tahun 2015 lalu, namun hal itu tidak membuat perajin mundur. Seperti halnya Marrison Dalton Antoni (30) yang sudah menekuni usahanya selama 10 tahun itu mengaku tetap bertahan lantaran hobi dan nilai seni yang ada dalam dirinya.

Marrison meneruskan usaha pengrajin batu akik tersebut dari orang tuanya. Lantaran jiwa seni dan budayanya tentang batu akik atau batu mulia.

“Memang tidak seramai saat pada tahun 2015 lalu saat batu akik viral. Namun hingga saat ini penjualan tetap setabil di harga jual batu akik. Dulu awalnya saya bergelut di dunia batu akik ini dikarenakan saya hobi, dan menyukai seni terlebih di batu akik ini. Dari hobi ini sekalian untuk melestarikan seni dan menjadi bisnis hingga saat ini,” kata Marrison.

Batu akik yang dijual di Jalan Karyawan Kota Mojokerto. IM.com/Erik/
Penjual batu akik di Jalan Karyawan Kota Mojokerto. IM.com/Erik/

Sementara untuk pangsa pasar saat ini di batu akik masih stabil. Dari harga batu akik, hingga proses membuat batu menjadi cincin tidak ada penurunan harga.

Marrison juga menerima pesanan proses membuat batu akik dari bongkahan batu hingga menjadi batu cincin.

“Alhamdulillah harganya masih stabil dan tidak ada penurunan. Saya juga menerima pesanan dari bahan bongkahan batu saya kerjakan hingga menjadi cincin batu akik,” Ucap Marrison.

Saat ini, untuk pembeli atau konsumen batu cincin akik di lapak marrison didominasi dari komunitas hingga penghobi batu akik saja.

Dalam sehari dirinya bisa menjual batu akik maupun ring atau cicin dengan nominal Rp300 ribu hingga Rp500 ribu.

Menurut Marrison saat ini yang sedang tren di pasaran. Yakni batu permata, batu bergambar, batu bermotif.

“Batu permata tidak ada penurunan, seperti topas, ruby, safir dan banyak jenis lainnya,” ungkap dia menambahkan.

“Saya berjualan batu akik disini harganya macam-macam. Dari yang terendah sampai tertinggi ada. Mulai harga Rp20 ribu hingga jutaan rupiah. Semua batu ada harganya sendiri-sendiri dilihat dari kualitas dan jenis batu tersebut,” tambah Marrison.

Marrison berharap, untuk kedepannya pengrajin batu akik dan batu permata bisa terus berkembang di Kota Mojokerto. Serta para komunitas dan penghobi seni batu akik bisa melestarikannya.

Selain itu, Marrison juga berharap untuk pemerintah Kota Mojokerto memberikan wadah kepada pengrajin batu akik di Kota Kojokerto, dan juga pengrajin batu akik bisa selalu di ikut sertakan di setiap event-event yang diselenggarakan oleh pemerintah Kota Mojokerto. (rik)

76

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini