IM.com – Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Mojokerto Raya akan melakukan langkah-langkah strategis untuk menggenjot kinerja APBN pada satuan kerja pemerintah daerah. Sehingga bisa menutup defisit anggaran yang terjadi hingga kuartal III 2024 dan membuat fiskal tumbuh.
Kepala KPPN Mojokerto, Ahmad Junaedi menjelaskan, kinerja APBN per Kabupaten atau Kota di lingkup wilayah kerja KPPN Mojokerto Raya hingga kuartal III 2024 belum optimal. Ia menyebutkan, untuk Kota Mojokerto tercapai 73,0 persen, Kabupaten Mojokerto 76,8 persen dan Kabupaten Jombang 78, 2 persen.
Secara rinci disebutkan, Kota Mojokerto total satker 12 pada 8 KL yang belum terealisasi sebesar Rp 195,02 miliar. Kemudian, Kabupaten Mojokerto dari 52 satker di 10 KL yang belum terealisasi sebesar Rp 788,83 miliar dan Kabupaten Jombang dari 39 satker di 9 KL belum terealisasi Rp 503,25 miliar.
“Kita akan lakukan langkah-langkah strategis untuk melakukan optimalisasi dan pencapaian target belanja negara. Diantaranya melakukan koordinasi dengan satker dengan intens dalam mendorong pelaksanaan akselerasi belanja pemerintah,” kata Junaedi.
Data kinerja APBN Lingkup Wilayah Mojokerto Raya sampai dengan 30 September 2024 dipaparkan dalam konferensi pers, di aula lantai II Kantor KPPN Mojokerto, Kamis (31/10/2024). Selain publikasi, pemaparan kinerja APBN di seluruh mitra kerja meliputi Kabupaten Jombang, Kabupaten Mojokerto dan Kota Mojokerto ini bertujuan untuk mengedukasi kepada masyarakat atas penggunaan keuangan negara.
“Masih terdapat jenis pendapatan yang mengalami kontraksi yaitu pendapatan pajak lainnya dan PNBP lainnya, masing-masing sebesar -6,74 persen dan -7,51 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu,” sebut Juanedi.
Menurut Junaedi, belum optimalnya penerimaan pajak dan PNBP tersebut membuat kondisi fiskal di KPPN Mojokerto secara umum mengalami defisit anggaran sebesar – Rp 3.797,18 M. Baru tercapai 78,55 persen dari target Rp -4,834,12 M, YoY (10,64 persen).
Rinciannya, pendapatan negara tercapai Rp 1,139,36 miliar atau 71,52 persen dari target Rp 1,593,10 miliar.
“Sedangkan belanja negara tercapai Rp Rp 4.936.54 miliar atau 76,81 persen dari target Rp Rp 6,427,22 miliar,” ungkap Junaedi. (imo)