
IM.com — Di balik kanvas yang terbentang, enam perupa bergaya abstrak menganyam benang-benang inspirasi yang tak terbatas. Mereka telah menjelajah berbagai gaya dengan ide yang tak pernah berhenti mengalir. Dari gaya realis, surealis, hingga abstrak yang tak menampilkan obyek lukisan secara nyata.
Mereka adalah perupa berbakat dengan pengalaman berkarya yang panjang, yakni Ekotomo (Jombang), Guntur Sasono (Ponorogo), Prabowo (Pacitan), Istiyono (Nganjuk), Miftahul Mufid dan Sutikno, keduanya dari Kediri.
Galeri Merah Putih di Komplek Balai Pemuda, Surabaya, adalah saksi perjalanan karya abstrak mereka yang digelar mulai hari ini Sabtu, 5 Juli, hingga Kamis, 10 Juli, dalam pamerannya berlabel Tak Kasat Mata yang memikat dan memanjakan mata.
Sebanyak 12 bingkai lukisan yang ditampilkannya, mengajak kita untuk melihat dunia dari perspektif beda.
Ada lukisan yang bercerita tentang orang-orangan sawah, ada yang bercerita tentang asal usul manusia atau sangkan paraning dumadi, atau yang berkisah tentang perjalanan kehidupan hingga mencapai tingkat puncak. Semua ekspresi dari cerita itu ditorehkan melalui keindahan karya seni abstrak.
Tak Kasat Mata bukan hanya sekedar pameran lukisan, tapi juga sebuah perjalanan untuk memahami dan merasakan keindahan karya seni. Mari kita simak dan rasakan keindahan yang mereka tawarkan, dan biarkan diri kita terinspirasi oleh karya-karya yang menjelajah jiwa lewat abstraksi yang mereka torehkan.
“Seni abstrak hadir bukan sekadar sebagai gaya, melainkan sebagai gerakan pemikiran yang mendòbrak batas-batas seni tradisional,” kata Agus “Koecink” Sukamto, penulis karya seni lukis. (anto)