
IM.com – Kaum perempuan, kini tak lagi jadi obyek estetik seni rupa. Mereka telah menempatkan diri setara sebagai subyek aktif dalam mencipta karya karya seni yang luar biasa.
“Di tangan mereka, tak ada lagi kanvas kosong putih bersih. Perkembangan seni rupa telah melesatkan kaum perempuan meninggalkan jejaknya sebagai perupa yang tak ingin terlupakan zaman,” kata Anto, Manajer Publikasi Galeri Merah Putih, Surabaya, saat pembukaan pameran lukisan bersama Amin Janati dan Tjiplies Puji Lestari di Galeri Merah Putih, komplek Balai Pemuda Surabaya, Sabtu (12/7-2025).
Pamerannya bertema Senja Berdasi Sutera, berlangsung 12-17 Juli, menampilkan 39 karya lukis dengan beragam obyek lukisan. Makna tema adalah hubungan kedua perupa yang bersahabat itu, selisih usia mereka yunior (Amin Janati usia 37 tahun tinggal di Trenggalek), dan senior (Tjiplies Puji Lestari 61 tahun tinggal di Surabaya).
Perupa Amin Janati, tampil sebagai perupa realis yang berhasil menyabet prestasi di panggung kompetisi internasional Best Artwork International Association For Falconry and Conservation of Birds of Prey (IAF) Falconry Art Project, tahun 2023 dan 2024.
Untuk kompetisi domestik, Amin memenangi juara 2 Instagram Painting Challenge by Liskania Dewi, 2023, juara 2 Beranda Seni Award by Guruh Ramdani, 2024, dan juara 1 Challenge Melukis Repro Van Gogh by Anief Soe, 2025.
Perupa Tjiplies Puji Lestari, adalah perupa berbakat yang tak hanya melukis di atas kanvas, tapi juga melukis di lembaran kain sejak tahun 2000 dan di kain sutera sejak 2018.
Sebelumnya, dia menorehkan garis di atas kertas gambar untuk gambar-gambar teknik (gartek) arsitektur, sebagaimana profesinya di tahun 1989-2014.
Perempuan, kanvas, dan karya, menurut Agus “Koecink”, Pelukis dan Penulis Seni Rupa, adalah ruang ekspresi diri kaum perempuan yang di dalamnya berisi kekuatan untuk mengeksplorasi, menginspirasi, memotivasi sebagaimana ide dan karakter yang mereka miliki. (anto)