Tangkap layar rekaman CCTV aksi komplotan curanmor di Mojokerto./bongkah.id/

IM.com – Gelombang pencurian kendaraan bermotor (curanmor) kembali menghantui Jawa Timur. Dalam sepekan terakhir, serangkaian peristiwa curanmor terjadi di Mojokerto hingga Malang, memperlihatkan pola aksi yang kian sistematis sekaligus mengkhawatirkan.

‎Peristiwa terbaru terjadi di halaman Masjid Besar Baitul Muttaqqin, Desa/Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (17/9/2025) dini hari. Tiga motor milik jemaah raib saat pemiliknya tengah melaksanakan salat Subuh.

‎Kejadian sekitar pukul 04.00 WIB itu terekam jelas kamera CCTV masjid. Rekaman memperlihatkan enam pelaku datang dari arah Dlanggu dengan tiga motor.

‎Tiga orang langsung mengeksekusi kendaraan di halaman masjid, sementara tiga lainnya berjaga di jalan raya penghubung Dlanggu–Kutorejo.

‎“Benar, diduga ada enam pelaku dengan peran masing-masing. Mereka menggunakan kunci T untuk merusak kunci motor. Kejadian berlangsung sangat cepat, bahkan kurang dari 10 detik,” ujar Kapolsek Kutorejo, AKP Agung Sugiharto, Jumat (19/9/2025).

‎Tiga motor yang digondol kawanan pelaku ialah Honda Beat hitam W 4939 NA, Honda Scoopy hitam S 3009 NF, dan Honda Beat putih S 6128 NAV. Seluruh kendaraan kabur ke arah Dlanggu dalam kondisi mesin menyala.

 

Warga Gagalkan Aksi di Sooko

‎Tak hanya di Kutorejo, aksi serupa juga terjadi di Desa Kedungmaling, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Jumat (12/9/2025). Kali ini, warga berhasil menggagalkan upaya pencurian Honda Supra W-6592-KW milik Ainur Rofiq (34).

‎Tiga dari lima pelaku berhasil diamankan setelah korban mendengar suara mencurigakan dan spontan berteriak maling. Warga berhamburan membantu hingga berhasil menangkap Mustofa (29), warga Surabaya; Top Roni (34), warga Sampang; dan Tri Susanto (22), warga Madura.

‎“Dari hasil pemeriksaan, kami juga menangkap dua pelaku lain yang sempat melarikan diri di jalur By Pass Mertex,” terang Kanit Reskrim Polsek Sooko, Iptu Arip.

‎Satu Keluarga Jadi Komplotan

‎Lebih jauh, di Malang, polisi mengungkap fakta mencengangkan. Satu keluarga terdiri dari ayah, RAR (42), dan tiga anaknya terlibat dalam 17 kasus curanmor di Kepanjen. Mereka membagi tugas dengan rapi. Sang ayah mengawasi, anak-anak menjadi eksekutor.

‎“Target mereka motor petani yang diparkir di pinggir sawah. Setelah dicuri, motor dijual ke kawasan Pasuruan dan Probolinggo,” jelas Kasubdit III Jatanras Polda Jatim, AKBP Arbaidi Jumhur.

‎Meski data resmi curanmor di Mojokerto 2025 belum dirilis, laporan Polres Mojokerto mencatat angka kriminalitas 47,7% pada 2024 dibanding 2023, dari 615 kasus menjadi 321 kasus. Namun, pencurian motor masih menempati urutan kasus dominan di Mojokerto Kota.

‎Sementara itu, Polda Jatim mengungkap 157 kasus curanmor hanya pada Januari 2025, dengan 142 tersangka ditangkap dan 134 motor disita. Kasus terbanyak terungkap di Surabaya, mencapai 25 perkara dengan 18 tersangka.

‎Fenomena curanmor ini menunjukkan pola yang kian variatif, dari kawanan bersenjata kunci T, kelompok kriminal lintas daerah, hingga kasus keluarga yang diwariskan lintas generasi.

‎Edukasi kewaspadaan sudah sering digaungkan, namun kenyataannya banyak korban masih lengah. Di sisi lain, kinerja aparat sering dinilai belum optimal menekan curanmor, meski jargon “Polisi Pengayom Masyarakat” selalu digaungkan.

‎Realitanya, grafik kejahatan jalanan ini belum pernah benar-benar surut. (ima/joe/kim)

14

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini