
IM.com — Komitmen Pemerintah Kabupaten Mojokerto dalam memperkuat kemandirian ekonomi pesantren kembali mendapat pengakuan.
Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra menerima piagam penghargaan atas capaian dan dukungannya terhadap Pengembangan Ekonomi Pesantren melalui program Eko-Tren OPOP (One Pesantren One Product).
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam acara Peresmian OPOP Training Center yang digelar di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur, Rabu (17/12/2025) siang.
Momentum ini menjadi penegasan atas sinergi kuat antara pemerintah daerah, pemerintah provinsi, dan perguruan tinggi dalam mendorong ekonomi berbasis pesantren.
Eko-Tren OPOP merupakan program unggulan Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang dirancang untuk menciptakan kemandirian ekonomi pesantren, santri, serta masyarakat sekitar.
Program ini menitikberatkan pada pemberdayaan kewirausahaan melalui inovasi produk unggulan yang lahir dari potensi lokal pesantren, sekaligus memperluas akses pasar agar produk tersebut mampu bersaing secara berkelanjutan.
Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra, yang akrab disapa Gus Bupati, menegaskan bahwa OPOP adalah langkah strategis dalam membangun ekosistem ekonomi pesantren yang tangguh.
Hal tersebut sebelumnya juga ia sampaikan saat Pengukuhan Tim Penguatan dan Pengembangan Pesantren di Pendopo Graha Maja Tama Pemkab Mojokerto pada 7 November lalu.
“Program One Pesantren One Product merupakan inisiatif strategis Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mendorong kemandirian ekonomi pesantren melalui inovasi produk unggulan yang lahir dari lingkungan pesantren itu sendiri,” jelas bupati.
Menurutnya, pesantren tidak hanya menjadi pusat pendidikan keagamaan, tetapi juga dapat berperan sebagai motor penggerak ekonomi umat.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam sambutannya menyampaikan bahwa salah satu peluang besar dalam pengembangan ekonomi pesantren adalah sektor makanan dan minuman halal.
Dengan jumlah pesantren yang besar dan jejaring santri yang luas, potensi ini dinilai sangat menjanjikan untuk dikembangkan secara profesional dan terintegrasi.
Khofifah juga mengimbau para pengelola pesantren dan pengurus OPOP agar memanfaatkan sinergi serta kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan ITS.
“Pelaku usaha di OPOP akan memiliki kesempatan yang luar biasa untuk memaksimalkan seluruh produk agar dapat menjangkau pasar yang lebih luas,” ujarnya.
ITS sendiri telah menjadi mitra strategis Pemprov Jatim dalam mendampingi pelaksanaan Eko-Tren OPOP. Rektor ITS, Bambang Pramujati, menegaskan komitmen kampusnya dalam mendukung pengembangan program tersebut.
“Kami terus berkolaborasi dengan Pemprov Jawa Timur untuk membantu pengembangan OPOP, mulai dari sertifikasi halal, desain produk, hingga administrasi ekspor,” ungkapnya.
Dengan kolaborasi lintas sektor yang semakin kuat, program Eko-Tren OPOP diharapkan mampu mempercepat terwujudnya pesantren mandiri secara ekonomi, sekaligus berkontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dan penguatan ekonomi umat di Jawa Timur. (kim/wid)








































