IM.com – Kemenangan Partai Kebangkitan Bangsa pada Pemilu 2019 di Kabupaten Mojokerto bakal mengubah komposisi kursi partai politik di DPRD periode 2019-2024. Kekuatan parpol pendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo semakin mendominasi.
Kekuatan koalisi parpol pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin bertambah besar dengan meroketnya perolehan kursi PKB, PDIP plus sokongan konsisten dari Partai Golkar. Sebaliknya, kubu oposisi yang dimotori Partai Gerindra semakin minoritas.
PKB berhasil melesat menjadi pemuncak dengan total 126.758 suara meraih 10 kursi. Unggul sekitar dua ribu suara dari PDI P yang kini merosot ke rangking kedua di angka 126.041 suara dan berhak atas 9 kursi.
Kendati bertukar posisi, perolehan suara dan kursi kedua partai meningkat dari Pemilu 2014 silam. Lima tahun lalu, PDIP masih meraih 88.179 suara (7 kursi) dan PKB di rangking kedua 87.321 suara, tetapi hanya mendapat 5 kursi mengingat raihan suaranya tidak merata di semua dapil. (Baca: Pemilu 2019 Kabupaten Mojokerto, Kursi PKB Geser PDIP di Parlemen).
Hanya dua parpol tersebut yang menunjukkan peforma meningkat di Pemilu 2019 ini. Sementara parpol lain cenderung stagnan dan merosot, bahkan ada parpol papan atas di tingkat nasional yang terjun bebas di Mojokerto.
Partai Demokrat dan Golkar misalnya, tetap berada di posisi ketiga dan keempat. Namun kedua perolehan kursi Partai Demokrat berkurang satu.
Pada Pemilu 2014, Demokrat meraup 76.302 (6 kursi), sedangkan Golkar 64.221 mendapat jatah kursi yang sama. Tetapi di edisi 2019, Demokrat yang mendapat 67.881 di posisi ketiga hanya berhak atas 5 kursi, sementara Golkar 62.604 suara malah tetap memilik 6 kursi.
Faktor pembeda masih terletak pada sebaran suara yang diperoleh kedua parpol di lima dapil yang ada di Kabupaten Mojokerto. Di dapil 1 (Mojosari, Pungging, Ngoro) yang gemuk dan menyediakan kuota kursi banyak (11), Golkar mampu mengungguli Demokrat.
Raihan suara kedua parpol di dapil paling keras itu terpaut sekitar 3 ribu, Golkar 19.008 suara, sedangkan Demokrat 16.030 suara. Tapi keunggulan dengan selisih suara sebesar itu sudah cukup untuk mengantarkan dua caleg Golkar yakni pasangan suami istri Winajat dan Rupiatin lolos ke DPRD, sementara PD hanya berhak atas satu kursi milik Juma’ati.
Partai Demokrat dan Golkar melengkapi komposisi pimpinan DPRD Kabupaten Mojokerto dari empat parpol untuk lima tahun ke depan. Kursi ketua DPRD dipastikan akan menjadi milik legislator dari PKB.
Sementara untuk partai papan tengah di DPRD Kabupaten Mojokerto, partai yang mengusung Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019 mengalami nasib buruk. Partai Gerindra sebagai pengusung utama capres-cawapres 02 terjerambab paling dalam.
Partai pimpinan Prabowo Subianto itu kehilangan dua kursi. Pada Pemilu 2019, Gerindra dengan 70.068 suara hanya meraih 3 kursi. Caleg Gerindra gagal meraih kursi di Dapil 3 dan 5.
Nasib PAN juga tak jauh berbeda. Partai berlambang matahari putih itu hanya mampu mengais 35.683 suara.
Hanya PKS sebagai partai pendukung Prabowo-Sandiaga yang mampu bertahan di Kabupaten Mojokerto. PKS yang memiliki basis massa ideologis kuat tetap mempertahankan jatah 4 kursi dengan perolehan suara 40.710.
Adapun parpol papan tengah pendukung Jokowi-Ma’ruf di Mojokerto, hanya PPP dan Hanura yang masih mempertahankan jumlah kursinya.
Elektabilitas partai berlambang ka’bah tak terpengaruh penangkapan ketua umumnya, Rommahurmuziy masih bisa mengeruk 48.911 suara dan mempertahankan 5 kursinya di dewan. Sedangkan Hanura dengan 22.164 suara tetap menduduki dua kursi.
Satu-satunya parpol pendukung capres-cawapres 01 yang mengalami penurunan adalah NasDem. Partai restorasi ini hanya bisa mengamankan tiga kursi dengan 44.585 suara.
Adapun jumlah parpol yang lolos ke DPRD Kabupaten Mojokerto berdasar hasil perhitungan praktisi riset pemilu Didik Hendro ini, tetap 11 partai. Semuanya partai incumbent penghuni gedung parlemen A Yani, Mojokerto periode 2014-2019.
Namun perolehan suara pasti setiap partai politik yang bertarung di Kabupaten Mojokerto masih menunggu pengumuman penetapan resmi dari KPU. (im)