IM.com – Gelar Ratu Mucikari yang kadung melekat pada dirinya mulai membuat Yuanita alias Keyko resah. Betapa tidak, gelar tersebut menyebabkan anak-anak Keyko merasa tidak nyaman karena sering dibully oleh teman-teman sekolah dan lingkungan sosialnya.
Keresahan itu diluapkan Keyko melalui sebuah tulisan sebanayak tiga lembar kertas dari balik jeruji besi. Curhat tulisan tangan oleh Keyko yang dibubuhi materai tertanggal 20 September 2018 ini menyebar di jejaring grup WhatsApp.
Perempuan perempuan asal Jayagiri IX, Denpasar, Bali ini menyebut, informasi yang ditulis oleh media hingga menyematkan gelar ‘Ratu Prostitusi’ atau ‘Ratu Mucikari’ pada dirinya sangat tidak masuk akal.
“Saya hanya mucikari kecil yang biasa ambil foto anak-anak dari mucikari lain. Istilahnya dishare-share mami lain. Namun karena banyaknya foto yang tersimpan, lalu saya dikira ratu prostitusi dengan jumlah terbanyak. Padahal, saya hanya saling menjual satu sama lain,” tulis Keyko.
Keyko mengaku, profesinya terpaksa dijalankan demi memenuhi kebutuhan hidup sebagai ibu dua anak, terlebih setelah dia dicerai suaminya sejak 2009 lalu. Ia pun sedang berusaha untuk merebut hak asuh kedua anaknya dari mantan suaminya.
“Karena itu mustahil saya punya ratusan atau ribuan PSK jika hidup saya masih pas-pasan,” ujarnya.
Dalam curhatannya, akibat pemberitaan yang tidak proporsional itu, mucikari yang terkenal memiliki koleksi PSK binaan berusia belia ini mengaku kedua anaknya yang saat ini berada di Bali menjadi korban Bullying. Kondisi ini tentu berdampak buruk bagi perkembangan psikologis kedua anaknya.
“Kedua anak saya menjadi korban bully di sekolah karena pemberitaan tentang saya,” kata Keyko.
Keyko harus kembali mendekam di penjara setelah diringkus Subdit 5 Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Jatim ditangkap di sebuah hotel di kawasan Jalan Ngagel Surabaya pada Kamis (10/5/2018) lalu. Ia lagi-lagi menjalankan bisnis prostitusi online.
Padahal Keyko belum lama keluar dari penjara setelah menjalani hukuman setahun penjara atas kasus yang sama. Perempuan berusia 37 tahun itu menjajakan para PSK, banyak yang masih belia, lewat jejaring sosial.
Dalam penangkapan terakhir oleh polisi Mei lalu, Keyko merasa dijebak. Dia hanya membantu teman perempuannya yang sedang membutuhkan banyak uang untuk operasi ayahnya. Awal Mei lalu, kasusnya dilimpahkan oleh polisi kepada Kejaksaan Negeri Surabaya, dan dalam waktu dekat akan disidangkan di Pengadilan Negeri Surabaya. (im)
Berikut Curhatan Lengkap yang ditulis tangan oleh Keyko:
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Yunita alias Keyko, hanya ingin menyampaikan curahan hati saya, mengapa kasus yang saya yang mucikari biasa tapi diistimewakan beritanya. Padahal di luar sana kasus mucikari umum dan saya hanya mucikari kecil yang biasa ambil foto anak-anak dari mucikari lain istilahnya di-share-share mami-mami lain, namun karena banyak foto-foto yang tersimpan lalu saya dikira ratu prostitusi dengan jumlah terbanyak. Padahal saya hanya saling menjual satu sama lain dengan berbagai mami lain.
Saya cukup shock dengan pemberitaan yang tidak masuk akal hingga menghancurkan kehidupan kedua anak saya yang Darius Gavin dan Loveline yang sebagaimana mereka terpukul di sekolah karena mendapat bully dari teman-temannya. Memang saya salah bekerja begini karena setelah cerai saya berjuang tiga tahun dari 2009 untuk mendapat hak biaya anak-anak dari suami terdahulu.
Namun tidak dapat sepeserpun termasuk keadilan di hukum tidak berpihak pada anak-anak. Walau saya berjuang di PN dan PT Surabaya pun dan kasus saya pun pernah di koran Jawa Pos tahun 2010 oleh wartawan bernama Indra Danoe, “Setelah dipukul, lalu dicerai pula”. Setelah itu, beberapa teman yang menjadi mucikari mengajak saya terjun bersama-sama untuk mencari biaya hidup. Dengan membantu share foto-foto dan tamu-tamu dari mereka.
Namun tidak seperti pemberitaan di koran saya mempunyai ribuan. Mustahil saya punya ribuan tapi hidup saya sekarang saja masih susah dan kembali bekerja ini 2017 setelah ada anak buah saya salah satu minta bantuan karena orang tuanya operasi, memohon saya bantu carikan tamu. Teman-teman saya akhirnya membantu dan saya hanya sekedar membantu dan tidak tahu saya akan di TO lagi oleh polisi yang menggunakan jasa mereka lalu dijebak.
Saya mohon para wartawan yang memberitakan saya, tolong mengertilah saya seorang wanita yang ditinggal cerai dan diusir dan harus biayai kedua anak saya. Saya harus berjuang buat mereka, walau pengadilan secara hukum tidak pernah memenangkan mereka. Tapi saya harus berjuang demi memenangkan hidup mereka. Jika saya memang salah, saya siap dihukum. Tapi saya minta tolong pemberitaan yang terlalu berlebihan itu melihat dulu masalah yang saya alami sebelum menjudge pada saya. Jikalau memang ada kesalahan saya pada kalian sebagai wartawan, saya memohon maaf, dan semua wartawan dapat menolong saya dan jangan pemberitaan yang terlalu memojokkan.
20 – 9 – 2018
Yunita alias Keyko