IM.com – Posisi geografis Indonesia yang berada di antara dua benua, disamping strategis juga mengundang kerawanan karena menjadi ladang perebutan pengaruh dari berbagai negara, salah satunya dengan menerapkan proxy war, suatu bentuk peperangan yang melibatkan pihak ketiga. Seperti mengganggu kemapanan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan aspek kehidupan lainnya. Proxy war kini sudah menjadi ancaman nyata bagi NKRI.
Kepala Staf Kodim 0815 Mojokerto Mayor Inf Nuryakin menyampaikan masalah tersebut ketika tampil sebagai nara sumber seminar yang diprakarsai Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Mojokerto diikuti Forum Pembauran Kebangsaan di Gedung STIKes-Poltekkes Mojopahit, Selasa (23/10/2018).
Dihadapan 175 orang peserta seminar, Nuryakin mengatakan, eksistensi Indonesia tidak bisa lepas dari interaksi dengan bangsa-bangsa lain dalam hubungan internasional dimana setiap negara memiliki beragam kepentingan. Untuk itu bangsa Indonesia harus memiliki daya tahan dan daya tangkal untuk menghadapi berbagai persoalan, ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan. Immunity of the nation tersebut diwujudkan melalui pemahaman dan penerapan nilai-nilai luhur bangsa oleh seluruh segenap warga bangsa.
“Memahami dan menerapkan nilai-nilai luhur bangsa yang dimplementasikan melalui menghormati perbedaan, semangat untuk bersatu, rela berkorban dan pantang menyerah serta adanya jiwa nasionalisme dan harga diri. Ini sebagai salah satu bentuk konkret dari bela negara,” jelasnya.
Yang mengikuti seminar tersebut diantaranya Kepala Bakesbangpol Kabupaten Mojokerto, Eddy Taufiq, Asisten Pemerintahan dan Kesra Setdakab Mojokerto M. Agus Anas, Kabagren Polres Mojokerto Kompol A Sugianto, Dosen IAIN Sunan Ampel Nasrullah, serta beberapa pejabat sipil dan pemerintahan serta aktivis sosial. (dim/uyo)