Petani Trowulan Mengalami Penyusutan Hasil Panen Padi Ciherang
Babinsa Koramil 0815/02 Trowulan Kodim 0815 Mojokerto Serda Irfan Novianto yang ditugaskan untuk memantau proses panen

IM.com – Akibat irigasi yang mengering pada puncak musim panas sementara padi sedang membutuhkan pengairan, hasil panen padi mengalami banyak penyusutan. Seperti sawah milik Wanto, di Dusun Jatisumber, Trowulan, Kabupaten Mojokerto, dalam satu hektar biasanya memperoleh gabah 7-7,6 ton kini menyusut 5,5 ton ketika dipanen pada hari Selasa.(13/11/2018).

Babinsa Koramil 0815/02 Trowulan Kodim 0815 Mojokerto Serda Irfan Novianto yang ditugaskan untuk memantau proses panen mengatakan, panen padi di sawah milik Wanto seluas dua hektar menghasilkan 11 ton atau 5,5 ton per hektar. Hasil ini mengalami banyak penurunan karena biasanya dalam satu hektar menghasilkan minimal 7 hingga 7,6 ton.

“Menyusutnya hasil produksi kali ini dikarenakan pemanenan dilakukan lebih awal karena adanya serangan burung pipit penyerang padi. Selain itu, kurangnya pasokan air saat padi dalam masa pertumbuhan,” kata Irfan yang diamini oleh pemilik layan, Wanto, warga warga RT 001 RW 004 Dusun Jatisumber Desa Watesumpak, Trowulan yang juga anggota Poktan Gawe Makmur 2.

Kata Wanto, semestinya masa panen ketika padi berumur 115 hari namun masih kurang satu mingguan sudah dipanen. Lagi pula hasilnya hanya 5,5 ton per hektar, padahal kalau bagus bisa mencapai 8 ton per hektar. Walaupun kondisi padi sudah tua namun masih hijau dan sudah pasti harganya akan turun Rp 500 per kilogram. “Misalkan harga padi normal Rp 4.500 karena padi saya masih hijau, maka harganya menjadi Rp 4.000 per kilogramnya,” tuturnya. (dim/uyo)

22

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini