IM.com – Tingginya peredaran narkoba di Jawa Timur tak lepas dari besarnya pasokan bandar besar di luar negeri. Mereka memperalat tenaga kerja Indonesia (TKI) untuk menyelundupkan narkoba ke Jawa Timur.
Hal itu dikatakan Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jatim, Brigjen Pol Amrin Remico usai membuka sosialisasi pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN) di kantor Pemkab Mojokerto, Kamis (17/11).
“Jatim nomor dua tertinggi peredaran narkoba, kita sudah darurat narkoba. Narkoba sudah merambah seluruh kabupaten/kota di Jatim,” kata Amrin kepada wartawan.
Amrin menjelaskan, salah satu penyebab tingginya peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Jatim karena besarnya pasokan barang haram itu dari bandar besar di luar negeri. Dari kasus yang sudah banyak terungkap, para bandar memperalat TKI untuk menyelundupkan narkoba ke Jatim.
“Melalui Bandara Juanda dibawa oleh TKI. TKI kita diperalat saat pulang ke Indonesia, dititipi narkoba oleh bandar-bandar di Singapura dan Malaysia,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, pihaknya meminta semua instansi terkait agar selalu mewaspadai modus penyelundupan narkoba yang memanfaatkan TKI. Upaya itu untuk memutus rantai pasokan narkoba ke Jatim. Namun, lanjut Amrin, pemberantasan narkoba juga harus menekan permintaan masyarakat di Jatim.
“Untuk memulai gerakan itu, bersihkan dulu aparat Polri, TNI, PNS, sipir lapas dari penyalahgunaan narkoba. Saya imbau Polres, Kodim, Pemda gelar tes urine kerjasama dengan BNNP,” ujarnya.
Sementara Bupati Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa menuturkan, narkoba sudah menyentuh anak-anak sekolah dasar (SD) di Kabupaten Mojokerto. Untuk menekan kasus penyalahgunaan narkoba di wilayahnya, pihaknya memulai dari sosialisasi P4GN kepada kalangan pejabat, PNS, TNI, Polri, pimpinan ormas dan organisasi kepemudaan di Mojokerto.
“Kalau sudah tahu arahannya, baru kami turunkan sampai tingkat Dusun. Ada pengumpulan masyarakat untuk memberikan arahan dampaknya narkoba,” tandasnya. (bud/uyo)