IM.com – Menelusuri sepanjang areal persawahan seputaran Kelurahan Tinalan, Kecamatan Pesantren Kediri, Babinsa Tinalan, Koptu Supriyadi mencoba berinteraksi dengan petani yang sedang aktif menjalankan rutinitasnya.
Tarmijo, warga Kelurahan Tinalan, diajak Koptu Supriyadi berbincang-bincang menggali sumber daya alam berupa hasil gabah.
Sawah yang dikerjakan Tarmijo saat ini adalah milik orang lain dan dirinya hanya berstatus pekerja. Sawah milik Tarmijo tidak berada di Tinalan, melainkan di Burengan. Sawah yang dikerjakannya seluas 1,5 bahu atau 1,05 hektar, sedangkan sawahnya sendiri seluas seperempat bahu atau 0,35 hektar.
Alat mesin pertanian (alsintan) berwujud traktor, dijelaskan Tarmijo, milik pribadi. Tidak menyewa atau milik orang lain. “Kalaupun menyewa traktor, hitungannya bukan per jam, tapi per 1 bahu atau 0,7 hektar,” ujarnya.
Menurut Tarmijo, tiap per 1 bahu atau per 0,7 hektar naik turun, kalau bagus gabah bisa mencapai 640 kwintal atau 6,4 ton. Bila kurang bagus gabah cuma dapat 580 kwintal atau 5,8 ton. “Bila ada kendala biasanya gabah cuma panen 490 kwintal atau 4,9 ton per 1 bahu atau per 0,7 hektar,” jelasnya.
Pasoka air, kata Tarmijo, di Kelurahan Tinalan ini bisa dikatakan cukup. “Kalau kekurangan, petani sudah siap pompa diesel. Kalau hujan terus menerus, air dibuang ke kali (sungai),” tandas Tarmijo mengakhiri perbincangan. (penrem 082)