Kasus DBD paling banyak di Kecamatan Sooko, Trowulan, Puri, Kutorejo yang dilalui tranportasi umum, meski lingkungan sudah bersih, terjadi penyebaran nyamuk melalui transportasi umum. Termasuk Trowulan banyak rongsokan penyebab penyebaran nyamuk

IM.com – Jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Mojokerto terus meningkat. Sejak awal tahun 2016 sampai sekarang, sedikitnya 353 orang terjangkit virus dengue dengan korban meninggal 8 orang. Jumlah itu meningkat dibandingkan sepanjang 2015 yang mencapai 337 penderita.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, Hartadi mengatakan, sejak Januari sampai hari ini, jumlah penderita DBD mencapai 353 orang. Sejauh ini korban meninggal akibat virus dengue itu mencapai 8 orang. Menurut dia, usia penderita merata mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa.

“Tahun ini kasus DBD paling banyak di Kecamatan Sooko 36 kasus, Puri 25 kasus, serta Trowulan dan Kutorejo masing-masing 23 kasus. Keempat kecamatan itu dilalui tranportasi umum, meski lingkungan sudah bersih, terjadi penyebaran nyamuk melalui transportasi umum. Sementara di Trowulan banyak rongsokan penyebab penyebaran nyamuk,” kata Hartadi.

Jika dibandingkan tahun 2015, lanjut Hartadi, secara kuantitas penderita DBD mengalami kenaikan. Sepanjang tahun lalu, penderita DBD sebanyak 337 orang. Hanya saja secara kualitas turun dibandingkan tahun lalu dengan jumlah korban meninggal dunia mencapai 14 orang. Penderita terbanyak berada di Kecamatan Pungging 30 kasus, Puri dan Kutorejo masing-masing 25 kasus, serta Kecamatan Gondang 24 kasus.

“Terjadi peningkatan kasus DBD tahun ini karena perubahan iklim yang tak menentu, musim saat ini tidak jelas, kemudian mobilitas masyarakat tinggi yang ikut menyebarkan nyamuk dewasa,” ungkapnya.

Pada musim penghujan yang tak menentu seperti saat ini, kata Hartadi, justru menjadi momen yang baik bagi perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti. Hal itu berpotensi membuat kasus DBD sampai akhir tahun nanti akan terus bertambah. Oleh sebab itu, dia mengimbau kepada masyarakat untuk menggalakkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

“Gerakan PSN lebih efektif untuk memberantas jentik dan telur nyamuk. Masyarakat jangan mendewakan fogging yang hanya membunuh nyamuk dewasa,” tandasnya.

Disamping upaya pencegahan, menurut Hartadi, deteksi dini DBD juga tak kalah penting. “Ketika ada anggota keluarga yang kena demam selama tiga hari tak kunjung turun, harus segera dibawa ke poskesdes, Puskesmas, atau rumah sakit terdekat. Itu untuk mencegah terjadinya dengue shock syndrom,” cetusnya. (bud/uyo)

44

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini