Jembatan pengubung antar desa Kabupaten Mojokerto dan Gresik di di Dusun Talunbrak, Desa TalunBlandong, Kecamatan Dawarblandong yang terputus akibat derasnya aliran Sungai Lamong dengan debit air tinggi.

IM.com – Hujan lebat yang mengguyur Kabupaten Lamongan sejak Senin kemarin (25/3/2019) menyebabkan debit Sungai Kali Lamong meningkat. Luapan air sungai yang mengalir deras mengakibatkan jembatan penghubung Kabupaten Mojokerto dan Gresik di Dusun Talunbrak, Desa TalunBlandong, Kecamatan Dawarblandong terputus.

Jebolnya Jembatan Talun disebabkan plengsengan yang ambrol. Kejadian ini memperparah kondisi Jembatan Talun yang sejatinya sudah rusak sejak dua tahun lalu.

Kepala Desa Talunblandong, Anton Suprapto mengatakan, runtuhnya jembatan terjadi sekitar pukul 05.30 WIB. Beruntung kala itu tak ada warga yang melintas di sana.

“Jembatan penghubung ambrol dipicu karena debit air anak Sungai Lamong naik. Kemarin malam wilayah Mojokerto diguyur hujan deras hingga berjam-jam,” katanya.

Hingga kini debit air masih tinggi sekitar 6 meter disertai aliran sungai yang cukup deras. Bahkan, air anak Sungai Lamong meluap hingga ke jalan utama.

Anton menceritakan, jembatan penghubung ini sudah ada sekitar tahun 1990-an. Kala itu jembatan masih terbuat dari bambu. Tahun 2002, pihaknya mendapat bantuan dari pemerintah membuat jembatan gantung.

“Tahun 2009 dan tahun 2010 dibangun semi permanen. Jembatan penghubung ini terbuat dari rangkaian besi, alasnya menggunakan kayu. Sedangkan tiang penyangga bawah di cor beton. Panjangnya 80 meter, ketinggian 8 meter dan lebar 3 meter,” jelasnya.

Jembatan Talun sempat mendapat sentuhan bantuan dari beberapa pihak, namun kembali rusak sejak tahun 2017 lalu. Hingga tahun 2019 ini, kerusakan semakin parah karena tidak pernah mendapat program perbaikan dari pemerintah.

“Selama saya menjabat, pekerjaan rumah paling berat yakni memperbaiki jembatan penghubung antar dusun ini. Saya sudah koordinasi dengan Dinas PUPR Kabupaten Mojokerto soal perbaikannya,” ujarnya. Pihaknya akan mengupayakan pengajuan program dari Pemerintah Kabupaten Mojokerto agar Jembatan Talun dibangun permanen.

Sedikitnya ada tiga desa di sekitar aliran Kali Lamong yang terdampak luapan air. Yakni Desa Banyulegi, Desa Balong dan Talunblandong.

Enam rumah warga di Dusun Talunbrak Desa Talunblandong terendam air. Selain itu, Dusun Klanting, Desa Pulo Rejo. Terdapat lima rumah warga yang tergenang. Ketinggian air rata-rata 50 sampai 70 cm.

Akibat terputusnya jembatan Talun, warga Desa Talunblandong harus melintasi jalan memutar sekitar 2 kilometer untuk menyeberangi Sungai Lamong.

“Ya harus memutar ke jembatan perbatasan Desa Brangkal dengan Sumberwuluh untuk mengantar anak sekolah karena jembatan tidak bisa di lalui,” kata seorang warga Talunblandong, Heri Sulistyono (25).

Kondisi ini juga berlaku bagi siswa SDN Talun. Sebanyak 25 siswa yang tinggal di Dusun Talunbrak, Dawarblandong harus memutar lewat Dusun Tanah Landean, Balongpanggang, Kabupaten Gresik jaraknya jadi 6 km untuk sampai ke sekolah.

“Kalau lewat jembatan hanya 1 km,” kata Fatminingsih guru kelas IV SDN Talun.

Kendati demikian, lanjut Fatminingsih, hal tersebut tak mengganggu proses belajar mengajar siswa. Hari ini siswa kelas 1 hingga 5 menjalani Ujian Tengah Semester (UTS). Sedangkan kelas 6 menjalani Try Out.

“Siswa tak ada yang terlambat maupun lelah. Mereka terlihat fokus dalam mengerjakan soal,” ujarnya. (son/im)

525

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini