IM.com – Masalah perburuhan dan dialog tripartit dengan pihak perusahaan di Jawa Timur memiliki beragam cerita. Salah satunya diceritakan Gubernur Khofifah indar Parawansa pernah mencegah tindakan perusahaan yang hendak memutus hubungan kerja (PHK) ratusan buruhnya.
Khofifah menuturkan, sebuah perusahaan di Jatim pernah melaporkan akan mem-PHK 500 karyawannya. Saat itu, ia turun tangan langsung untuk memediasi permasalahan hingga perusahaan mengambil keputusan itu.
Saya datangi (perusahaan), saya sampaikan lebih baik kontrak kerjanya saja yang diperbaharui,” kata Khofifah di sela kunjungannya ke pabrik PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) di Ngoro Industrial Park (NIP), Selasa (4/8/2020) siang.
Mantan Menteri Sosial ini kemudian meminta agar dilakukan mediasi antara perusahaan tersebut dengan perwakilan buruh yang difasilitasi Pemprov Jatim. Dalam dialog tripartit itu, perusahaan juga disarankan untuk menceritakan permasalahan sesungguhnya yang tengah dihadapi sehingga keluar keputusan memecat 500 karyawan.
“Dengan mengundang seluruh karyawan, kita tanya ‘bisa tidak agar temanmu ini tidak di-PHK?’. Jangan sampai itu terjadi, harus ada rasionalisasi,” tutur Khofifah menceritakan pengalamannya menengahi masalah buruh dan perusahaan.
Menurut Khofifah, semua sektor memang sedang mengalami dampak pandemi Covid-19, termasuk karyawan yang rawan PHK. Namun ia tetap mengimbau agar kerawanan itu bisa dicarikan solusi yang terbaik. Misalnya dengan memperbarui kontrak kerja dengan sistem sharing manfaat bersama karyawan lainnya.
“Jadi, kalau perusahaan mampunya sekian, bisa ndak berbagi. Artinya, berbagi kesejahteraan tertentu dengan lainnya agar tidak sampai ada yang di-PHK,” imbuhnya.
Dengan mencari solusi atas permasalahan kedua pihak itu, gubernur mengklaim, menjadi salah satu faktor yang menyebabkan jumlah PHK di Jawa Timur cukup rendah, hanya 4 persen. Angka tersebut paling rendah di antara provinsi lain di Pulau Jawa.
“Dari survei, angka PHK kita cukup rendah yakni 4 persen jika dibanding beberapa daerah lain. Jawa Tengah 18 persen, Jawa Barat 12 persen, dan DKI-Banten 31 persen. Ini salah satu kekuatan kita untuk tetap kuat di sektor ekonomi,” kata Khofifah yang didampingi Bupati Mojokerto Pungkasiadi.
Dalam kunker di PT CPI, Khofifah menyebutkan, kontribusi pabrik pakan dan pengembangbiakan ayam pedaging itu pada Produk Dosmetik Regional Bruto (PDRB) merupakan yang tertinggi di Jatim. Karena itu, ia mendukung perusahaan ini untuk memperluas pasar hingga ke mancanegara demi terpeliharanya kestabilan dan kekuatan ekonomi Jawa Timur.
“CPI ini salah satu industri olahan mamin yang cukup kuat. Pengolahannya baik, penyembelihan bahan bakunya juga manual untuk kehalalan produk. Dalam waktu dekat juga akan ekspor perdana ke Timor Leste. Saya dorong market pasar asing agar makin luas,” ungkapnya. Gubernur juga mengapresiasi PT CPI yang tidak pernah mem-PHK pekerjanya
“Tidak ada PHK disini, semua juga dilaporkan sehat,” tambah Ketua Umum PP Muslimat NU ini. (im)