IM.com – Penjabat sementara (Pjs) Bupati Mojokerto Himawan Estu Bagijo memerintahkan Tim Satuan Tugas penanggulangan pandemi Covid-19 melakukan langkah-langkah strategis dan tegas. Ini menyusul status Kabupaten Mojokerto yang kembali masuk kategori zona merah.
Instruksi ini disampaikan Himawan dalam rapat penanganan Covid-19 pada tujuh kecamatan di Kabupaten Mojokerto dengan kasus Covid-19 tinggi atau berstatus zona merah. Rapat dihadiri jajaran Forkopimda. Antara lain Dandim 0815 Letkol Inf Dwi Mawan Sutanto, Kapolres Mojokerto AKBP Dony Alexander, Kapolresta Mojokerto AKBP Deddy Supriyadi, Kajari diwakili Kasipidum serta OPD.
“Tujuh kecamatan yang berstatus zona merah kasus Covid-19 adalah Sooko, Puri, Mojoanyar, Bangsal, Mojosari, Pungging, dan Jetis,” katanya dalam paparan rapat penanganan Covid-19 di tujuh kecamatan di Kabupaten Mojokerto, Selasa (29/9/2020).
Himawan meminta tim Satgas Covid-19 segera menghitung kembali kebutuhan untuk penanganan Covid-19 dan operasi yustisi. Termasuk bantuan jaring pengaman sosial kepada masyarakat terdampak.
“Penyakit ini tidak kenal wilayah kerja, jadi harus sinergi. Kalau masih ada JPS, hitung kembali, belikan sembako untuk masyarakat yang membutuhkan,” tandas Himawan. Ia pun meminta Satgas memetakan wilayah-wilayah rawan pelanggaran, dengan pengetatan operasi penindakan disertai uji cepat di tempat.
Selain itu, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Jawa Timur itu menginstruksikan penguatan sanksi bagi pelanggar aturan protokol kesehatan. Menurutnya, sanksi dalam bentuk seperti push up atau menyanyi tidak bisa memberi efek jera, meski dianggap mendidik.
“Oleh karena itu, Perda No 2 dengan sanksi tegas. Jika diperlukan, bagi yang terjaring melanggar protokol, langsung rapid di tempat. Kalau reaktif, langsung amankan. Pakai hazmat jika perlu, biar ada shock therapy,” paparnya.
Selanjutnya, Himawan mendorong kesembuhan secara psikis dengan memerintahkan blow up media guna mengabarkan kesembuhan para penyintas Covid-19.
“Jangan cuma yang sakit, yang sembuh juga harus diberitakan dan viral. Buatkan testimoni. Sebarkan ke masyarakat. Saya dorong untuk berlomba ciptakan zona hijau (risiko terkendali) Covid-19,” jelasnya.
Semua langkah strategis tersebut, kata dia, semata-mata diterapkan supaya mata rantai penyebaran COVID-19 segera tuntas dan juga mengajak semuanya untuk tetap menjaga optimisme melawan pandemi.
“Kalau tidak sesuaikan diri dengan corona (tidak patuh protokol kesehatan), silahkan menanggung risiko sendiri. Ini tantangan kita untuk bisa hidup menyesuaikan. Corona itu makhluk hidup juga, dia pun bisa beradaptasi pada lingkungan,” ucapnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Sujatmiko pada rapat ini menjelaskan kronologi bagaimana terjadi peningkatan perubahan status warna sebaran Covid-19 di Kabupaten Mojokerto.
“Dua minggu hasil PCR memang meningkat tajam. Setiap hari bahkan ada 10-20 orang yang positif Covid-19 di Kabupaten Mojokerto. Puncaknya Sabtu lalu, jadi merah lagi,” katanya.
Kadinkes Sujatmiko menambahkan Pemkab akan menambah ribuan tes cepat untuk deteksi awal risiko Covid-19. Ia mengemukakan, penyebaran Covid-19 di Kabupaten Mojokerto saat ini lebih kuat dari yang pertama.
“Saya tadi perintahkan kepala puskesmas untuk mendata orang yang ada komorbid di masing-masing daerah. Kami cegah mereka ini agar tidak terpapar, karena sangat rentan. Kami aktifkan rapid dulu, karena akurasinya cukup baik sekitar 80 persen. Kami maksimalkan itu dengan menyiapkan 50 ribu tes cepat kit,” terangnya.
Pada kesempatan yang sama, Kapolres Mojokerto AKBP Dony Alexander berjanji pihaknya akan terus menggencarkan operasi yustisi protokol kesehatan. Ia pun menekankan langkah penanggulangan Covid-19 dengan 3 T yakni testing, tracing dan treatment.
“Kalau reaktif kita treatment dulu dengan probiotik (supelem peningkat imunitas). Baru 3-4 hari kemudian kita swab. OTG yang berkeliaran, harus diwaspadai karena saat ini ada kluster keluarga, kluster tetangga, kluster desa dll,” terang Kapolres.
Dandim 0815 Letkol Inf Dwi Mawan Sutanto hadir pada rapat ini, mengaku siap membantu kelancaran penegakan protokol kesehatan. Ia menegaskan, TNI siap membantu dan mendukung tenaga kesehatan dalam menangani pasien Covid-19.
“Terkait tempat isolasi, saat ini cukup terbatas dan jadi permasalahan. Sebab RS rujukan sudah penuh. Saat ini tidak boleh lagi isolasi mandiri di rumah. Dulu ada rencana di gedung diklat Gedeg. Ayo kita manfaatkan itu,” jelas Dandim 0815. (im)