
IM.com – Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa mengajak Muslimat Nahdlatul Ulama Kota Mojokerto untuk berada di garda depan perang melawan narkoba. Bahaya narkoba sudah membahayakan dan meretas generasi anak bangsa di negeri ini.
Dalam setahun, puluhan ribu warga negara Indonesia meninggal dunia akibat mengkonsumsi narkoba. Pengguna narkoba sudah menyentuh pada generasi muda di wilayah pedesaan. Ironisnya lagi generasi bangsa di usia pelajar sekolah dasar sudah mengenal dan mengkomsi narkoba jenis pil koplo.
Melihat fakta seperti itulah Khofifah menegaskan kepada Muslimat NU Kota Mojokerto untuk tidak takut perang melawan narkoba. “ Mari bersama-sama perangi narkoba. Jangan takut untuk melawan karena demi masa depan generasi bangsa ini,” ajak Khofifah di halal bi halal 1438 H dan Harlah ke 71 sekaligus pengukuhkan Laskar Anti Narkoba Muslimat NU Kota Mojokerto yang diselenggarakan di halaman dalam Rumah Dinas Wali Kota, Sabtu (15/07-2017.
Dalam sambutannya, Khofifah mengajak semua elemen Muslimat NU ikut perangi narkoba. Ia memaparkan sudah berapa ribu jiwa warga di Indonesia meninggal akibat mengkonsumsi narkoba. Muslimat harus berada di depan sebagai laskar melawan peredaran narkoba di lingkungan sekitar kita. “ Mari bersama-sama perangi narkoba. Jangan takut untuk melawan karena demi masa depan generasi bangsa ini,” ajak Khofifah.
Ia juga menyebut narkoba produk Indonesia diminati di sejumlah negara yakni narkoba jenis ekstasi. Mengapa ? karena mengandung racun tikus dan serbuk kaca serta zat tambahan lain. Komposisi tersebut jelas sangat membahayakan siapapun yang mengkonsumsi.
Maka betapa pentingnya Muslimat untuk ikut bergerak karena sejumlah tempat rehabilitasi pengguna narkoba menolak korban narkoba perempuan. “ Ayo kita menjaga anak cucu terhindar penggunaan narkoba,” jelasnya.
Salah satu kiatnya, lanjut Khofifah dengan membangun dan menjaga keutuhan keluarga. Menurutnya keluarga sangat penting karena bisa menjadi cermin bagi generasi kita. Namun pentingnya keutuhan keluarga masih menim perhatian pemerintah dibanding negara lain.
Keutuhan menjaga keluarga masih rendah di Indonesia bisa dilihat dari jumllah angka gugat cerai di pengadilan cukup tinggi. Ironisnya yang melakukan gugat cerai adalah dari kaum perempuan. Angka gugat cerai sejumlah daerah di Indonesia mencapai 60 persen. Bahkan di Jawa Tengah menembus 70 persen. Kondisi demikian, jelas berdampak kurang baik terhadap perkembangan anak.
Sementara, Hamidah Anam, salah satu pengurus NU Kota Mojokerto, mengatakan kehadiran Khofifah yang memaparkan tentang bahaya penggunaan narkoba menjadi edukasi yang sangat bermanfaat bagi muslimat. “ Apalagi peredaran narkoba di Mojokerto sudah sangat memprihatinkan. Bahkan sudah menyentuh di level pelajar sekolah dasar,” tandasnya. (uyo)