IM.com – Sebanyak 30 pengrajin batik Kota Mojokerto mendapat pelatihan membuat motif baru. Dalam latihan itu, mereka bebas berkreasi membuat motif batik dengan inspirasi lingkungan sekitarnya.
Pelatihan tersebut digelar di Gedung Workshop Alas Kaki Surodinawan, Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto, selama lima hari, 19-23 Agustus 2023.
Selain membuat motif baru, para pengrajin juga diberikan pelatihan tentang manajemen mutu dan pengelolaan sentra IKM Inkubasi Wastra Batik.
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengatakan Pemkot Mojokerto akan terus memfasilitasi pengrajin batik untuk bersama-sama membangun Kota Mojokerto dari sisi IKM batik. Menurutnya, pengembangan batik mengikuti tren zaman harus dengan partisipasi seluruh stakeholder.
“Ini butuh kerja sama, tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Batik ini merupakan salah satu warisan leluhur, ini yang harus terus kita lestarikan dan mengikuti perkembangan di era abad 21 ini,” katanya, Senin (21/8/2023).
Walikota yang akrab disapa Ning Ita menjelaskan, seiring perkembangan zaman pengrajin batik harus mengikuti tren di masyarakat. Agar produk kreasi mereka tidak tergilas era.
“Warisan leluhur tetap kita lestarikan, tapi disisi berbeda kita juga harus mengikuti apa yang menjadi trend atau kebutuhan di abad yang terus berubah. Hal ini supaya usaha kita tetap berjalan,” terangnya.
Meski demikian, Ning Ita berpesan agar para pengrajin batik Kota Mojokerto untuk tidak meninggalkan apa yang telah diwariskan oleh leluhur.
Berbagai upaya dilakukan Pemkot Mojokerto melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Perindustrian dan Perdagangan (Diskopukmperindag) untuk memperkaya wawasan mulai dari teknik, motif, hingga manajemen usaha.
Tidak tanggung-tanggung, dalam pelatihan ini, Pemkot Mojokerto mendatangkan Narasumber Direktur Kuliner, Kriya, Desain dan Fashion Kemenparekraf RI, Yuke Sri Rahayu; Ketua Pokja Kriya Wastra Kemenparekraf RI, Dedy Jarries Aprinico Sinurat; dan Dosen Pasca Sarjana Univ. Glasgow Skotlandia, Aprina Murwanti. (im)