‎Di ruang tamu rumahnya di Jalan Taman Putro Agung, Tambaksari, Surabaya, seorang perempuan berpenampilan anggun tengah menekuni kanvas. Dialah Lembah Setyowati, yang akrab disapa Mbak Nunung

IM.com – ‎Di ruang tamu rumahnya di Jalan Taman Putro Agung, Tambaksari, Surabaya, seorang perempuan berpenampilan anggun tengah menekuni kanvas. Dialah Lembah Setyowati, yang akrab disapa Mbak Nunung, sosok yang dijuluki publik seni di Belanda sebagai “Van Gogh dari Indonesia.”

‎Pisau palet menari di tangannya, menggoreskan cat akrilik warna-warni. Dari sapuan spontan itu lahirlah bunga-bunga yang seolah hidup, kelopak kuning menyala hingga merah menyala, menebarkan daya pesona khas.

‎Terinspirasi Maestro Dunia

‎Ketika mendengar namanya disandingkan dengan pelukis legendaris Vincent van Gogh, Mbak Nunung tersenyum. “Saya tidak tau siapa Van Gogh, tapi lukisan beliau tentang bunga matahari serasa merasuki jiwa,” ujarnya suatu ketika.

‎Inspirasi itu kemudian membawanya pada pengalaman tak terduga. Pada 2003, ia menggelar pameran tunggal di Amsterdam, Belanda. Karena gaya melukisnya dianggap mirip Van Gogh, Mbak Nunung mendapat kehormatan untuk melanjutkan pameran di Cultureel Centrum Van Gogh, Zundert, kota kelahiran sang maestro.

‎“Di sana, lukisan saya bertema bunga matahari banyak dibeli orang Belanda,” kenangnya bangga.

‎Hidup Mbak Nunung bagaikan aliran sungai yang terus bergerak. Ia pernah menapaki dunia peragawati, mengajar di sekolah kepribadian John Robert Power hingga menjadi anggota DPRD Kota Surabaya dari Partai Golkar. Namun, pada akhirnya ia kembali ke habitat sejatinya, seni lukis.

‎Kecintaannya pada seni rupa tumbuh sejak 1980-an, dipengaruhi ayahnya, Soewarno Harso, seorang pelukis, serta mertuanya, Wiwiek Hidayat, pelukis ternama Surabaya.

‎Tanpa menempuh pendidikan formal seni, ia menekuni dunia lukis secara otodidak. Ketekunan itu membuatnya menghasilkan lebih dari seribu karya sepanjang perjalanan kariernya.

‎Aliran yang dipilihnya adalah ekspresionisme, yang menekankan luapan spontan emosi dan jiwa pelukis. Dengan pisau palet, ia melukis tanpa ragu. Cat akrilik yang tebal menimbulkan tekstur timbul, memberi kesan hidup pada bunga-bunga ciptaannya.

‎Tidak heran jika banyak orang terpikat oleh lukisannya. Setiap kelopak, setiap helai daun, seakan menyimpan energi dan kisah. Bunga matahari yang ia cintai tak sekadar objek, tetapi simbol keteguhan hidup yang selalu menghadap cahaya. “Saya selalu tertarik melukis bunga matahari. Karena bunga ini mengandung falsafah,” tuturnya.

‎Omah Lawas

‎Dulu, rumah Mbak Nunung juga berfungsi sebagai galeri seni bernama Anggun Cipta Galeri. Namun, karena kesibukan di DPRD, galeri itu sempat terhenti. Kini rumah tersebut kembali hidup sebagai sebuah kafe bernama Omah Lawas, yang diwarnai lukisan-lukisannya mempesona.

‎Pengunjung yang datang tak hanya menikmati suasana tempo dulu, tetapi juga merasakan atmosfer seni yang mengalir dari setiap sudut ruangan. Lukisan bunga dengan warna-warna berani menempel di dinding, memberi kehidupan baru pada rumah itu.

‎Ada sesuatu yang unik dan kuat dari lukisan-lukisan Mbak Nunung. Bukan hanya sekadar keindahan visual tetapi energi emosional yang terpancar dari setiap goresannya.

‎Tekstur timbul pada kanvas menghadirkan sensasi nyata, seolah bunga itu bisa disentuh. Warna-warna kontras yang ia pilih menghadirkan kesan dramatis, khas ekspresionisme, namun tetap menghadirkan kehangatan.

‎Karya-karyanya tidak hanya menjadi dekorasi tetapi menyimpan narasi tentang kehidupan, kegembiraan, kesedihan, harapan dan kekuatan untuk terus tumbuh. Lukisan bunga matahari misalnya, selalu memberi semangat hidup bagi siapa pun yang memandangnya.

‎Lembah Setyowati adalah contoh bagaimana perjalanan hidup seseorang bisa berliku, tetapi pada akhirnya menemukan muara sejati. Seperti sungai yang tak pernah berhenti mengalir, kiprah Mbak Nunung pun terus berjalan, meninggalkan jejak inspiratif bagi dunia seni rupa Indonesia.

‎Baginya, melukis bukan hanya pekerjaan melainkan bahasa jiwa. Dan, bunga adalah medianya untuk bicara. (kim)

35

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini