Rapat Pleno Syuriyah PBNU digelar tertutup di Hotel Sultan Jakarta, Selasa (9/12/2025) malam memilih Ketum PBNU.

‎IM.com — Dinamika panjang di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang sempat menimbulkan gonjang-ganjing internal akhirnya menemukan titik terang.

‎Rapat Pleno Syuriyah PBNU yang digelar tertutup di Hotel Sultan Jakarta, Selasa (9/12/2025) malam, resmi menetapkan KH Zulfa Mustofa sebagai Penjabat (Pj) Ketua Umum PBNU, menggantikan KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) yang diberhentikan pada 20 November lalu.

‎Penetapan Zulfa Mustofa yang sebelumnya menjabat Wakil Ketua Umum PBNU diketok langsung oleh Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar melalui keputusan musyawarah ulama yang dihadiri jajaran Mustasyar, A’wan, Syuriyah, Tanfidziyah, lembaga, serta badan otonom PBNU.

‎“Menetapkan Pj Ketua Umum PBNU masa bakti sisa sekarang ini, yaitu yang mulia KH Zulfa Mustofa, oleh karena itu beliau akan memimpin PBNU ini sebagai Pj Ketum,” ujar Rais Syuriah PBNU, Prof Mohammad Nuh, dalam konferensi pers usai sidang pleno.

‎Rapat Pleno Tertutup

‎Pleno yang berlangsung tertutup ini dibuka dengan doa bersama serta penyerahan donasi Rp 2 miliar untuk korban bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

‎Sidang dipimpin oleh Rais Syuriah PBNU Prof Mohammad Nuh, didampingi Wakil Rais Aam KH Anwar Iskandar dan KH Afifuddin Muhajir. Sejumlah tokoh hadir, termasuk Ketua Umum Dewan Pembina PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa dan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul).

‎Agenda utama mencakup penyelarasan arah organisasi, penetapan status final jabatan Ketum PBNU, serta persiapan menuju Muktamar PBNU 2026.

‎Usai ditetapkan, KH Zulfa Mustofa menegaskan bahwa amanah yang ia emban bukanlah hal ringan.

‎“Ini adalah kehormatan sekaligus amanah yang sangat berat. Saya bertekad menjalankan tugas ini sebaik-baiknya,” ujarnya.

‎Rais Syuriah PBNU Mohammad Nuh merinci sejumlah tugas strategis yang harus dijalankan Zulfa hingga Muktamar, termasuk: Normalisasi roda organisasi PBNU pasca dinamika internal.

‎Penyelenggaraan Konbes Besar dan Musyawarah Nasional (Munas). Perayaan satu abad Masehi Nahdlatul Ulama pada 31 Januari 2026. Mengantarkan PBNU menuju Muktamar 2026 yang dijadwalkan berlangsung di Surabaya.

‎“Muktamar 2026 bukan percepatan, tetapi pengembalian siklus semula,” jelas Nuh, merujuk agenda yang sempat mundur karena pandemi.

‎KH Zulfa menyampaikan pesan menyejukkan terkait situasi internal yang sempat memanas. “Saya tidak ingin menjadi bagian konflik masa lalu. Saya ingin menjadi solusi jamiyah ini untuk masa depan,” tegasnya.

‎Ia juga mengingatkan bahwa warga NU telah lama merasakan kegelisahan akibat polemik yang mencuat beberapa waktu terakhir. “Saya harap penunjukan ini mengakhiri kesedihan warga NU,” tambahnya.

‎Profil Zulfa Mustofa

‎Nama KH Zulfa Mustofa bukan sosok baru di lingkungan PBNU. Lahir di Jakarta, 7 Agustus 1977, ia berasal dari keluarga besar ulama. Putra pasangan KH Muqarrabin dan Marhumah Latifah.

‎Ibunya, Latifah, adalah cucu dari Nyai Hajjah Maimunah, ibunda dari KH Ma’ruf Amin, Wakil Presiden RI ke-13. Dengan demikian, KH Zulfa merupakan keponakan dari KH Ma’ruf Amin.

‎Sebelumnya, ia menjabat Wakil Ketua Umum Tanfidziyah PBNU, terlibat aktif dalam berbagai keputusan strategis jamiyah. (kim)

11

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini