IM.com – Di tengah sorotan dan kepanikan masyarakat tertuju pada vrus corona (Covid-19), wabah penyakit demam berdarah dengue (DBD) kian tak terkendali. Sepanjang dua bulan (Januari-Maret) awal tahun 2020, sedikitnya 1.766 orang di Jaawa Timur terjangkit DBD, 15 penderita di antaranya meninggal dunia.
“Jangan sampai masyarakat hanya terfokus pada isu corona. Sementara DBD yang juga sangat berbahaya malahan dianggap sepele,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (12/3/2020).
Sepanjang tahun 2019 lalu, tercatat ada sebanyak 18.393 kasus di Jatim. Sebanyak 185 kasus di antaranya berujung pada kematian pasien DBD.
Kepala Dinkes Jawa Timur Herlin Ferliana mengatakan, Covid-19 dan DBD sama-sama berbahaya. Herlin meyakini, penderita DBD akan bertambah banyak kalau tidak dicegah penyakitnya.
Sedangkan penderita Covid-19 juga bisa memakan korban kalau dibiarkan. Karena itu, masyarakat diminta waspada dan mencegah penyebaran kedua penyakit ini dengan menerapkan pola hidup dan lingkungan yang sehat.
“Sama-sama bahaya, keduanya harus sama-sama kita cegah. Ayo kita jaga semoga Jatim tetap sehat,” kata Herlin di kantor Gubernur Jatim, Kamis (12/3/2020).
Dari jumlah 1.766 DBD, jumlah penderita terbanyak ada di Kabupaten Malang yakni 218 orang. Selanjutnya, disusul Kabupaten Pacitan ada 208 orang, Trenggalek 166 orang, Kabupaten Kediri 100 orang dan Probolinggo ada 97 orang.
Secara nasional, hingga kini sudah ada lebih dari 16.000 kasus DBD. Dari jumlah itu, 100 pasien lebih yang meninggal dunia.
Menurut Herlin, pemerintah sudah berupaya melakukan untuk mengendalikan DBD dengan gencar sosialisasi pencegahan munculnya sarang nyamuk (PSN) dengan program 3M. Yakni menguras, menutup tempat penampungan air, menyingkirkan atau memanfaatkan, mendaur ulang barang bekas.
Pemkot dan Pemkab juga gencar melaksanakan kegiatan Gerakan satu rumah satu jumantik di semua wilayah. Dinkes menyiapkan petugas, sarana, dan prasarana logistik demam berdarah di kabupaten/kota.
“Penatalaksanaan kasus DBD yang ada kuat di fasilitas pelayanan kesehatan dan pemantauan kasus DBD di kabupaten atau kota,” tutur Herlin
Selain itu, PSN bisa dilakukan oleh masyarakat seminggu sekali secara rutin, bermutu dan berkesinambungan. Masyarakat dihimbau menghindari gigitan nyamuk dengan pemakaian lotion anti nyamuk, menggunakan kelambu, memasang kawat kasa, ikanisasi pemakan jentik.
“Kemudian segera merujuk pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan puskesmas/rumah sakit bila keadaan pasien tidak membaik, dan meningkatkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS),” demikian Kadinkes Jatim Herlin Ferliana. (im)