IM.com – Hama tikus menyerang lahan pertanian warga di Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto. Pestisida dari Penyuluh Pertanian Lapangan Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto tak mempan untuk membasmi hama tikus yang semakin merajalela.
Wilayah terdampak paling parah ada di empat desa yakni Talunblandong, Cinandang, Dawarblandong, dan Pulorejo. Banyak petani di empat desa tersebut merugi akibat hasil panen turun drastis karena serangan hama tikus ini.
Menurut Kepala Dusun Talunblandong Rokhim, serangan hama tikus ini sesungguhnya sudah terjadi sejak tahun lalu. Hanya, ia menyatakan, serangan pada tahun ini lebih parah.
“Ketika baru menanam biji jagung saja sudah dimakan (diserang tikus),” ungkap Rokhim, sekaligus kelompok tani setempat. Rokhim menyebutkan,hampir semua jenis tanaman menjadi sasaran hama tikus, seperti jagung, kangkung, tebu, dan lombok
Rohim mewakili para petani desanya berharap Pemkab Mojokerto segera mengambil tindakan penanggulangan hama tikus. Jika masalah ini dibiarkan berlarut, hama tikus akan semakin berkembang di musim hujan sebentar lagi.
“Dampaknya bisa semakin parah, karena sebentar lagi musim hujan waktu tanam padi. Masalah ini harus segera ditanggulangi agar tikus tidak menyerang tanaman padi,” tandasnya.
Serangan hama tikus juga menyebabkan Ningsih (43), petani lain di Dusun Talunblandong, mengalami kerugian. Serangan hama tikus, kata Ningsih, semakin merajalela di tahun 2019 ini.
Ia menyebutkan, panen jagung yang dihasilkan dari satu hektar tahun 2019 ini, cuma empat kuintal. Padahal tahun 2018 kemarin masih tujuh kuintal.
“Sejak awal tanam musim hujan bulan Mei lalu, mulai dari menanam biji sudah dimakan tikus. Selama ini hanya diberi obat tikus, tapi enggak mempan,” ungkapnya.
Berbagai cara sudah dilakukan para petani untuk membasmi hama tikus. Mulai dengan melakukan pengasapan di lubang tikus hingga perangkap sederhana.
“Bahkan kami juga berusaha secara manual, menanam singkong di atas baluran supaya dimakan tikus. Namun hasilnya tidak memuaskan, lantaran tikus tetap saja makan biji kangkungnya juga,” jelas Suharjo, 70 tahun, petani kangkung asal Dawarblandong. (im)