IM.com – Tiga bakal calon Bupati Mojokerto dari delapan kandidat yang mendaftar hari ini dianggap paling berpeluang meraih tiket dari Partai Kebangkitan Bangsa. Namun ketiga kandidat yakni Pungkasiadi (incumbent), Yoko Priyono dan Ikfina Fahmawati masih harus bersaing dengan figur calon dari internal PKB.
PKB merupakan partai pemenang Pemilu 2019 di Kabupaten Mojokerto (10 kursi DPRD) dan menjadi satu-satunya pemegang tiket tanpa koalisi untuk mendaftarkan pasangan Cabup-Cawabup. Kekuatan ini tentu membuat PKB tak mau kehilangan kesempatan mengusung calon dari kader atau internal partai.
Untuk memuluskan jalan itu, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dikabarkan telah mengirim uutusan ke Mojokerto untuk mengadakan komunikasi intesif dengan sejumlah petinggi DPC dan kader partai yang dianggap paling siap maju. Sumber di internal partai mengungkapkan, ada dua figur kuat yang ditimang Cak Imin –sapaan karib Ketum PKB-, yakni Fandi Utomo dan Muhammad Al Barra, putra pimpinan Ponpes Amanatul Ummah KH Asep Saifuddin Chalim yang kini masih menjadi bacawabup pasangan Ikfina Fahmawati.
Berkaca pada perkembangan dinamika politik tersebut, peluang paling besar nampak ada di kubu Ikfina Fahmawati. Meski kesempatan meraih rekom PKB belum tertutup sepenuhnya untuk Pungkasiadi yang sengaja belum memutuskan sosok pendampingnya karena menunggu keputusan partai pimpinan Muhaimin Iskandar.
“Masih sendiri nanti pasangannya dari PKB saja,” kata Pungkasiadi usai mengambil formulir pendaftaran di Kantor DPC PKB Kabupaten Mojokerto, Senin (17/2/2020). (Baca: Pilkada Kabupaten Mojokerto 2020, Delapan Calon Serbu Penjaringan PKB Hari Pertama).
Peluang yang hampir tertutup boleh jadi ada di pihak Yoko Priyono yang sudah menggandeng Choirun Nisa. Kecuali jika Yoko rela turun posisi dan membongkar pasangannya sesuai kemauan PKB.
Dari beberapa kemungkinan yang bisa diambil keputusan oleh Cak Imin, peluang Ikfina yang paling terbuka lebar dibanding Pungkasiadi, apalagi Yoko Priyono. Apalagi jika DPP akhirnya mau menurunkan standar memberikan tiket bersyarat kepada calon non kader dengan klausul harus menggandeng politisi PKB.
Duet Ikfina-Barra (Ikbar) dipastikan melaju dan mendaftar ke KPU sebagai pasangan Cabup-Cawabup Mojokerto 2021-2025. Tetapi ada kemungkinan lain yakni jika PKB bersikukuh memberikan rekom kepada salah satu dari dua kandidat yang ditimang tadi sebagai cabup.
Saat ini sejumlah petinggi PKB menghendaki partai mengusung kader sendiri sebagai cabup. Demikian pula elit di lingkaran politik KH Asep yang dekat dengan PKB mendorong agar rekom diberikan kepada Muhammad Al Barra sebagai cabup, bukan cawabup. Jika opsi tersebut yang diambil Cak Imin, maka duet Ikfina-Barra bisa ambyar.
Langkah Ikfina sebagai maju di Pilkada Mojokerto 2020 bakal tersandung. Kecuali istri mantan Bupati Mojokerto Mustofa Kamal Pasa (MKP) itu mau menurunkan target berposisi sebagai cawabup.
Selain dua tadi, masih banyak kemungkinan lain yang bisa saja terjadi di menit-menit akhir jelang turunnya rekom DPP PKB. Karena perkembangan politik bursa cabup-cawabup Mojokerto 2021-2025 masih sangat dinamis.
Peta politik bisa bisa berubah drastis dan bongkar pasang duet yang sudah muncul saat ini akan terjadi. Itu sangat bergantung pada negosiasi politik yang dilakukan kandidat dengan petinggi parpol.
Bisa saja, PDIP dan Pungkasiadi sebagai cabup bisa mewujudkan mimpi untuk menggandeng PKB dan menjadi kekuatan politik besar di Pilkada Serentak Kabupaten Mojokerto 2020. Karena itu, wajar jika Pungkasiadi menempatkan PKB dalam daftar prioritas partai yang diajak berkoalisi.
“Iya (situasi politik) masih cair begini, komunikasi kita lakukan terus dengan baik. Paling tidak kan sinyal sudah jelas, saya minta (ke DPP PDIP) calon wakil dari ijo (PKB),” ujar Pungkasiadi.
Komunikasi politik antara kandidat dan petinggi partai memang menjadi sangat menentukan hingga menit-menit akhir sebelum rekom turun. Sementara proses pendaftaran dan seleksi penjaringan bisa dibilang sebagai prosedur formalitas setiap parpol.
Hal ini tentu sudah disadari juga oleh kubu Ikfina-Barra. Ikfina menyatakan pihaknya sudah melakukan komunikasi politik di belakang panggung untuk mempertahankan duet Ikbar dan menggaet rekom PKB.
“Secara resmi kita sudah mendaftar ke PKB dan beberapa parpol lain. Selanjutnya, komunikasi tidak resmi ya kita lakukan,” ungkap Ikfina yang juga datang ke Kantor DPC PKB Kabupaten Mojokerto, Senin (17/2/2020) untuk mengambil formulir pendaftaran. (Baca juga: Ini Alasan Tim Pemenangan Ikfina-Barra Borong Rekom Partai).
Salah satu kunci negosiasi untuk mempertahankan posisi Ikfina sebagai Cabup dengan rekom PKB dan duet Ikbar saat ini dipegang H Jakfaril dan KH Asep. Latar belakang kedua sosok ini menjadi modal kuat dalam menentukan negosiasi nilai tawar masing-masing kubu.
Selain karena keduanya merupakan king maker atau sosok yang mengantarkan Ikfina-Barra runnning di Pilkada Mojokerto 2020.
Jakfaril sebagai ayah mertua Ikfina berambisi melanjutkan kekuasaan keluarga MKP di Kabupaten Mojokerto. Pengusaha tambang ini juga memegang jabatan mentereng sebagai Ketua Dewa Syuro DPC PKB Kabupaten Mojokerto.
Sementara KH Asep sebagai pengasuh Ponpes Amanatul Ummah yang memiliki sumber daya besar dan jaringan politik luas. Ayah dari bacawabup Muhammad Al Barra ini merupakan tim sukses Presiden Joko Widowo di Pilpres 2019 dan sosok penting dalam tim 9 (kiai) yang memenangkan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elistianto Dardak di Pilgub Jatim 2018.
Elit politik PKB di lingkaran politik KH Asep inilah yang mendorong PKB agar menjatuhkan rekom cabup kepada Muhammad Al Barra. Dengan negosiasi nilai tawar dari dua sosok inilah yang diyakini bakal menentukan rekom dari PKB untuk Ikfina-Barra.
Ikfina berharap komunikasi politik pihaknya dengan PKB maupun kubu KH Asep berjalan mulus. Sehingga tiket dari PKB bisa jatuh kepadanya.
“Kita memang berikhtiar. Kita sangat berharap rekom PKB diberikan kepada kami,” tutur Ikfina.
PKB merupakan partai ketiga yang dilamar Ikfina secara resmi. Sebelumnya, mantan istri bupati yang juga seorang dokter itu mendaftar di Partai Golkar dan PPP. (Baca: Ikfina-Barra Raih Dukungan 14 PAC PPP, Yoko-Nisa Hanya 4). (im)