IM.com – Angin puting beliung menerjang dua desa di Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto. Angin kencang disertai hujan deras itu mengakibatkan 38 rumah warga rusak ringan dan 4 rumah dan dua pabrik yang mengolah pagar cor dan budidaya jamur ambruk.
Angin puting beliung salah satunya menghancurkan gudang budidaya jamur milik Budi Setiawan (36), di Dusun Kangkungan, Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar. Angin kencang disertai hujan deras yang menerjang kampungnya pada Selasa (28/3) menjelang magrib, membuat gudang 8×25 meter itu ambruk total.
Akibatnya, 10 ribu kantong jamur yang sedang dibudidayakan gagal panen akibat tertimpa atap gudang. “Yang rusak bagian atap ambruk dan tembok gudang sisi timur, selatan dan sisi utara. Kerusakanya kira kira 90 persen,” kata Budi Setiawan kepada wartawan, Rabu (29/3/2017).
Beruntung, lanjut Budi, saat bencana alam itu terjadi, tak ada seorang pekerja pun di dalam gudang yang ambruk. “Kalau dihitung kerugianya bisa sampai Rp. 200 jutaan,” ungkapnya.
Puting beliung juga mengambrukkan sebuah pabrik pagar cor di Dusun Kangkungan. Tak hanya itu, badai juga merusak 32 rumah dan warung warga di Desa Lengkong. Mayoritas kerusakan terjadi pada bagian atap yang rontok diterjang angin kencang.
Angin puting beliung juga menerjang Desa Kepuhanyar di Kecamatan Mojoanyar pada waktu hampir bersamaan. Beruntung, kerusakan yang ditimbulkan di desa ini tak separah yang terjadi di Desa Lengkong. “Di Dusun Kepuhanyar, RT 01 RW 02, Desa Kepuhanyar, ada 10 warung yang rusak,” kata Slamet, Ketua RT 01 Dusun Kepuhanyar.
Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Mohammad Zaini mengatakan, tim masih melakukan pendataan untuk mengetahui jumlah warga yang terdampak termasuk kerusakan rumah warga. Sekaligus untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan warga terdampak puting beliung.
“Setalah pendataan ini, BPBD berkoordinasi dengan dinas terkait, untuk memastikan kebutuhan apa saja yang harus segera di distribusikan pada warga terdampak putting beliung,” kata Zaini.
Menurut dia, masyarakat diimbau tetap waspada terhadap bencana alam. Sebab di wilayah Kabupaten Mojokerto masih berpotensi hujan lebat dan angin kencang. “Potensi bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Terutama saat hujan deras disertai angin kencang, harus tetap waspada,” tandasnya.(bud/uyo)