IM.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendapatkan dukungan semua elemen masyarakat termasuk Pengurus Besar Nadhatul Ulama (PBNU). Ini tak lepas karena sejumlah kasus korupsi berhasil diungkap tim KPK.
Seperti di Kota Mojokerto, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) ditangkap tim KPK bersama tiga pimpinan Dewan Pimpinan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Mojokerto pada Jum’at (16/6/2017) bulan lalu.
Wiwied Febriyanto ditangkap dalam kasus Operasi Tangkap Tangan (OTT) terkait penggalian anggaran proyek pembangunan Politeknik Elektronik Negeri Surabaya (PENS). Hal tersebut membuat KPK mendapat dukungan semua elemen masyarakat tak terkecuali PBNU.
Dukungan tersebut disampaikan langsung Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nadhatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siraj usai meresmikan Lembaga Pendidikan Asy-Syarif di Perum Kharisma, Desa Brangkal, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.
KH Said Aqil Siraj menegaskan, jika NU akan berada di belakang KPK. “NU dibelakang KPK, selama bangsa ini masih belum bersih dari koruptor. Masih belum bebas dari praktek korupsi, KKN dan sebagainya maka KPK masih dibutuhkan,” ungkapnya, Jum’at (14/7/2017).
Masih kata Said Aqil Siraj, NU berada di belakang KPK. Menurutnya, jika bangsa Indonesia sudah bersih dan tidak ada koruptor maka KPK boleh dibubarkan. Tampak hadir Wakil Gubenur Jawa Timur, Syaifullah Yusuf dan Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur, Halim Iskandar dalam kegiatan tersebut.
Pendiri Lembaga Pendidikan Asy-Syarif tersebut yakni anggota DPR RI, Ida Fauziah. Lembaga pendidikan tersebut terdiri dari jenjang pendidikan yakni mulai dari Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD).(ning/uyo)