Penjahit seragam sekolah di Mojokerto mengeluh sepi order di tahun ajaran baru 2017

IM.com – Tahun ajaran baru masuk sekolah sudah berlangsung. Namun sejumlah penjahit pakaian sekolah di Mojokerto masih sepi order. Sepinya jahitan seragam sekolah di tahun ajaran baru ini lantaran sejumlah sekolah belum membagikan kain seragam sekolah.

Kondisi ini membuat para tukang jahit di los jahit Pasar Tanjung Anyar, Kota Mojokerto mengeluhkan. Padahal, tahun-tahun sebelumnya mereka sampai menolak karena kewalahan.

“Tahun lalu, setelah pengumuman siswa baru kemudian para siswa mendapatkan kain seragam maka langsung dijahitkan. Tapi tahun ini, sampai masuk sekolah masih sepi jahitan seragam sekolah,” ungkap salah satu tukang jahit, Efendy (54), Selasa (18/7/2017).

Masih kata warga Desa Tlogo Gede, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto ini, meski ada beberapa warga yang menjahitkan seragam untuk anaknya, itupun seragam untuk sekolah swasta bukan sekolah negeri. Padahal tahun sebelumnya, ia harus menolak beberapa pelanggan.

“Hanya ada dua orang, masing-masing tiga pasang seragam sekolah. Padahal tahun lalu sampai menolak karena minta selesai di waktu yang sama. Mungkin karena kain seragam belum dibagikan pihak sekolah sehingga belum ada yang datang untuk menjahit seragam sekolah,” kata bapak tiga anak ini.

Menurutnya, pendapatan tahun ajaran baru pada 2016/2017) lalu, dari jahitan seragam sekolah ia mengkantongi Rp3 juta. Sepasang seragam sekolah di tempatnya dipasang tarif sebesar Rp150 ribu. Selain menerima jahitan untuk seragam sekolah, ia juga menerima jahitan baju bukan untuk seragam serta permak.

“Saat sepi seperti saat ini, saya mengandalkan permak karena permak masih ada tiap hari. Dari permak, sekitar Rp30 ribu sampai Rp90 ribu per harinya,” jelasnya pria yang sudah bekerja sebagai tukang jahit di Pasar Tanjung Anyar sejak 40 tahun lalu ini.

Hal yang sama juga diakui tukang jahit lainnya, Ciput (42). Warga Desa Kauman, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto ini membenarkan. “Memang tahun ini sepi, masih ramai tahun lalu. Hampir semua tukang jahit disini mengeluhkan hal yang sama,” tegasnya.(ning/uyo)

477

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini