IM.com – Bergulirnya program Pendidikan dan Latihan Sistem Informasi Manajemen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (Diklat SIM PKB), mendapat respon positif dari pelbagai palaku akademisi Salah satunya Suyono, S.Pd., M.M.Pd., Kepala SMAN 1 Bangsal.
“Bila melihat tahapan dan konten dari Diklat SIM PKB, formulanya bagus lagi proporsional. Hal itu tentu sejalan dengan tujuan dihelatnya diklat. Guru yang berkesempatan mengikutinya harus betul-betul dapat memanfaatkan moment. Tujuannya tak lain untuk meningkatkan kompetensi dirinya sendiri dalam proses pembelajaran di sekolah,” ungkapnya.
Ada konsekuensi yang harus dipenuhi para guru yang mengikuti Diklat SIM PKB. Khususnya guru yang berasal dari sekolahnya. Selain melaksanakan etika birokrasi secara administrasi, juga harus memberikan laporan yang dapat dipertanggungjawabkan. Hal itu terkandung maksud, guru yang ditugaskan mengikuti Diklat SIM PKB juga wajib memberikan laporan tertulis dan faktual kepada sekolah yang diwakilinya.
“Kewajiban ini sudah menjadi kewajaran bagi guru di sekolah ini. Setiap mengikuti kegiatan apapun yang bermodalkan surat tugas sekolah, tentu memberikan laporan lisan dan tertulis. Tujuannya jelas kok, untuk tertib administrasi dan tertib giat dengan bukti yang terlegitimasi,” imbuhnya menegaskan.
Lebih jauh kepala sekolah yang juga pengampuh mapel biologi itu menegaskan, kebijakannya sudah jauh hari dilakukan. Apalagi dengan adanya target kepala Cabdindik Mojokerto di tahun ini. Seluruh institusi pendidikan harus mendukung secara faktual dan komprehensif atas target Kacabdindik Mojokerto.
“Target yang disampaikan pak Mariyono (Kacabdindik Mojokerto, red.) sangat bagus dan harus kita dukung. Upaya yang maksimal harus dilakukan, meskipun sejak lama kita sudah melakukannya. Konsistensi, komunikasi, dan kolaborasi strategi harus diselaraskan. Tentunya unsur pimpinan sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan masyarakat harus dapat bekerjasama demi peningkatan kualitas pendidikan di Mojokerto ini,” ujarnya.
Bagi Suyono, tidak ada sesuatu yang tak dapat diraih asalkan semua pihak dapat bekerjasama dengan baik. Sinergisitas antar institusi dengan kendali sistem di cabdindik akan makin baik dan terarah. Peningkatan mutu dan kualitas pendidikan merupakan tanggungjawab mutlak semua pihak. Tak bisa hanya menyerahkan kepada sekolah saja, apalagi hanya berfokus pada tugas dan tanggungjawab guru.
“Kalau rasionalnya, semua pihak harus dapat bekerjasama. Khususnya dalam menciptakan iklim mutu pada semua komponen. Termasuk dengan Diklat SIM PKB ini adalah bentuk strategi peningkatan mutu pendidikan. Tekad kita juga harus satu, tingkatkan mutu dan raih target dengan baik karena kerja keras,” ujarnya. (use/uyo)