IM.com – Tidak sedikit pengunjung warung kopi (warkop) yang gemar menghiasi batang rokok dengan ampas kopi yang disebut cété. Ampas kopi yang halus itu digores dengan menggunakan tusuk gigi berupa ornamen yang membuat sebatang rokok menjadi obyek art yang menawan.
Nah, ada dua pelajar SMA Negeri Sooko. Ananda Wahyu Ramadhan (16) dan Ahmad Asyraf (16) mengalihkan media rokok pada lembaran kertas berukuran folio (A 4) berupa figuratif dan lanscape dan mendapat apresiasi dari teman-temannya.
Wahyu dan dan Ahmad yang duduk di kelas XI IPS 2 memang demen nyangkruk di warkop, kadang mereka iseng membuat cété karena memiliki kegemaran yang sama yakni menggambar. Suatu ketika mereka ingin mencoba menggunakan media kertas untuk menggambar apa yang diinginkan, kadang berupa figur seseorang atau pemandangan (lanscape). Hasilnya kemudian diposting di media sosial dan ternyata mendapat respon maupun sanjungan dari teman-temannya.
“Suatu ketika céténya saya goreskan pada tatakan cangkir, ternyata dengan bidang yang lebih lebar bisa menghasilkan gambar yang bagus,” ungkap Ananda Wahyu Ramadhan, siswa asal Dusun Kasiyan, Desa Domas, Trowulan. Dia menerangkan, ampas atau cété yang digunakan harus dari kopi murni karena efek warnanya lebih pekat, tapi. kalau kopi sachet warnanya pudar karena kandungan cacaonya terlampau banyak.
“Karena ampas kopi murni bisa menghasilkan gambar yang terlihat jelas tapi jika kopi sachet akan menghasilkan warna pudar. Selain itu, banyak sedikitnya air kopi juga mempengaruhi hasil goresan di kertas tersebut. Dari ampas bekas kopi langsung saya pakai buat melukis,” tuturnya.
Ditanya tentang respon teman-temannya sebaya, Ahmat mengatakan, di antara mereka ada yang ingin digambarkan fotonya . Lumayan imbalannya bisa buat ngopi. Dia merasa senang saat menerima imbangan sebesar Rp 25 ribu untuk setiap foto garapannya..
Hanya saja di menghadapi kendala, untuk menggambar foto kadang mereka kesulitan untuk membuat sketsa secara tepat, lain halnya jika menggambar lanscape, penggarapannya realtif muda karena tidak begitu dituntut ketepatan bentuk obyek sebagaimana lanscape.
Selain lidi tusuk gigi, mereka juga menggunakan potongan busa spon untuk menciptakan gradasi pada media kertas. Setelah garapannya kering kemudian divernis agar lebih tahan lama. Dari pengalaman barunya, mereka bisa mengetahui bahwa untuk satu cangkir cété bisa menghasilkan 3 atau 4 gambar.
Meski sedang demen dengan hobi baru, namun Wahyu biasanya menggambar jika sedang ada waktu luang, hasil penjualan garapannya digunakan sebagai tambahan uang saku.”Orang tua saya tahu hoby saya yang baru dan sangat didukung,”
Hal yang sama diungkap Ahmad. “Kalau saya lebih suka menggambar teks karena bisa menyampaikan pesan,” tutur pelajar asal Desa Dalamen, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, ini.(ning/uyo)