IM.com – Wakil Bupati Mojokerto, Pungkasiadi, menghadiri Launching Program Hulu Hilir Agromaritim Sektor Perkebunan Kelompok Tani Kakao Mulyojati, di Wisata Desa Randugenengan, Kecamatan Dlanggu, Jumat (2/3-2018) pagi.
Mewakili Bupati Mustofa Kamal Pasa, dalam sambutannya wakil bupati mengatakan bahwa potensi kakao dalam program hulu hilir sangat menjanjikan. Indonesia diketahui juga memiliki laju peningkatan produksi cukup stabil dan terus mengalami peningkatan harga.
“Kalau kita ngomong hulu hilir, artinya sudah barang jadi. Contohnya kalau pisang ya dijadikan keripik, kalau tebu dijadikan gula. Nah, nilai tambah (kakao) ini luar biasa, minimal 5 kali rata-ratanya. Bahkan bisa sampai 7. Kakao di Indonesia juga cukup bagus laju peningkatan produksinya, serta cukup stabil peningkatan harganya,” ujar wakil bupati.
Wakil bupati juga melontarkan pujian kepada para kelompok tani yang sangat ulet dan gigih dalam program ini. Dari puluhan, kini lahan kakao mencapai sekitar 400 hektar dan 160 hektar telah berbuah.
“Saya apresiasi para kelompok tani yang sudah sangat ulet dan gigih, bahkan 10 batang pohon kakao pun dicatat. Dari puluhan, sekarang hampir 400 hektar dan yang sudah buah sekitar 160 hektar. Adanya pabrik, juga sangat membantu produksi kakao,” tambahnya.
Wabup yakin kalau pabrik sudah berdiri, kelompok tani akan bertambah, karena kepastiannya ada. Petani hanya membutuhkan kepastian. “ Jadi saya sampaikan terimakasih pada semua pihak yang membantu program ini,” tandasnya.
Mulyono, Ketua Kelompok Tani Gapoktan Mulyojati mengatakan dalam sambutannya bahwa pabrik pengolahan kakao sudah berdiri 25 persen. Penyelesaiannya ditarget akan rampung sekitar bulan April. Dirinya mengaku optimis kakao di Mojokerto akan terus berkembang.
“Pabrik pengolahannya (kakao) sudah berdiri 25 persen dan harus rampung bulan empat nanti (April). Kami yakin kakao DI Mojokerto akan berkembang, mungkin 6 tahun lalu belum dikenal. Tapi kenapa kita yakin? Karena disamping itu kita juga kerjasama dengan Dinas Kehutanan yang menggagas perkebunan, pertanian dan kehutanan jadi satu. Dengan gerakan “Tanam Hutan Lindung”, kita ingin mencegah banjir dengan menanami sebagian hutan dengan kakao dan sebagian lagi ditanam hutan tahunan. Orientasi kita agar kalau kemarau air melimpah, kalau hujan tidak banjir,” jelas Mulyono.
Program ini sendiri mendapat bantuan dana sebesar Rp 3,8 miliar dari Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Jatim, yang dalam kesempatan ini diserahkan Dirut BPR Jatim Bank UMKM Jawa Timur, Subawi.
“Kita support program ini dengan memberi pinjaman kepada Gapoktan sebesar Rp 3,8 miliar. Fokus kita memang membiayai UMKM termasuk membiayai sektor perkebunan hulu hilir. Program-prpgram yang sudah kita biayai cukup banyak. Kita sudah sudah salurkan pada petani seluruh Jawa Timur, yakni sebanyak Rp 570 miliar termasuk dana-dana titipan dari provinsi sebanyak Rp 200 miliar,” terang Subawi dalam acara yang juga dihadiri langsung Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, Karyadi. (ika/uyo)