IM.com – Menteri Dalam Negeri Indonesia/Mendagri Tjahjo Kumolo, SH, menginginkan prestasi dan penghargaan yang diperoleh oleh Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo bisa menjadi inspirasi bagi semua pihak baik aparatur sipil negara/ASN, TNI, POLRI, swasta, maupun masyarakat luas. Prestasi ini khususnya dalam hal pengabdian dan pengorganisiran masyarakat di daerahnya untuk mempercepat pemerataan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan.
“Penghargaan tanda kehormatan tertinggi di lingkup Kemendagri ini kami sampaikan kepada Gubernur Jatim atas prestasinya dalam membangun Jatim. Penghargaan ini bukan untuk dirinya tapi untuk masyarakat Jatim,” demikian disampaikan Mendagri Tjahjo Kumolo, SH, yang bertindak selaku inspektur upacara saat menyampaikan amanat pada Upacara Penganugerahan Astha Brata Utama Pamong Praja kepada Gubernur Jatim di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (09/05-2018).
Mendagri Tjahjo Kumolo menjelaskan, pengabdian Gubernur Jatim juga telah dibuktikan dengan diperolehnya penghargaan Parasamya Purna Karya Nugraha selama tiga kali berturut-turut. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan di Jatim berhasil sehingga pertumbuhan ekonomi Jatim selalu diatas rata-rata nasional.
“Tidak ada gubernur di Indonesia seperti Pakde Karwo (Gubernur Jatim) yang membuktikan bahwa keberhasilan pembangunan daerah juga harus diikuti oleh pertumbuhan masyarakat,” ungkap Tjahjo sapaan lekat Mendagri.
Tjahjo menambahkan, Pakde Karwo mulai merintis karirnya mulai dari pamong atau pegawai di Dispenda Jatim hingga merangkak menjadi Sekdaprov Jatim. Kemudian atas kepercayaan masyarakat Jatim bisa menjadi Gubernur Jatim selama dua periode.
Menurutnya, program yang dicanangkan baik jangka pendek, menengah maupun panjang juga telah diselesaikan. Apalagi, banyak inovasi yang telah dibuat oleh Pakde Karwo dalam mensukseskan programnya, yang muaranya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, selaku Gubernur Pakde Karwo juga selalu memberi kesempatan kepada bupati/walikota di daerahnya untuk membuat inovasi.
Oleh karena itu, saat ini mulai banyak penghargaan yang diperoleh oleh daerah di Jatim diantaranya Banyuwangi, Tulungagung, Lamongan, dan Pasuruan. “Pakde Karwo adalah gubernur yang berani membuat terobosan dan menggerakkan lewat OPD nya maupun BUMD yang dimiliki Pemrov Jatim,” imbuhnya.
Meski sosok Pakde Karwo adalah gubernur, lanjut Mendagri, tetapi juga pemimpin partai namun tidak pernah menunjukkan jaketnya. Oleh sebab itu, semua partai dan organisasi bisa menerimanya. Apalagi dalam beragam kesempatan Pakde Karwo menegaskan dirinya Gubernur Jatim, bukan pemimpin partai.
Bahkan, kritik sepedas apapun dari berbagai kalangan juga diterima dengan baik asalkan untuk pembangunan Jatim yang lebih baik. “Inilah yang kita inginkan guyub dan rukun, sehingga masyarakat juga merasa aman dan nyaman atas kebijakan yang dibuat oleh Gubernur,” terang Tjahjo.
Tjahjo berpesan, Pakde Karwo masih memiliki satu PR besar yakni mensukseskan pilkada serentak di Jatim dengan lancar, demokratis dan damai.
Diharapkan, masyarakat Jatim bisa memilih pasangan calon kepala daerah yang bisa meneruskan program Pakde Karwo. Namun demikian, pihaknya yakin Pilkada Jatim akan aman atas sinergitas tiga pilar plus yang dimiliki Jatim.
“Lewat penghargaan Astha Brata Utama Pamong Praja yang diterima Gubernur Jatim ini bisa menjadi contoh, sehingga jika mau studi banding cukup Jatim saja tidak perlu keluar negeri,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Jatim Pakde Karwo menyampaikan bahwa, keberhasilan pembangunan di Jatim yakni dengan menumbuhkan peran aktif masyarakat atau partisipatoris.
Itulah sebabnya konsep yang digunakan dalam pemerintahannya bukan top-down tapi buttom-up. Dicontohkan, saat musrenbang ada 2500 undangan yang hadir, dimana semua yang pernah demonstrasi juga dilibatkan.
“Keterlibatan masyarakat sesuai jenjangnya menjadi concern utama kami, dalam prosesnya memang lama tapi inilah konsep yang benar dalam negara demokratis yang humanis,” terangnya.
Terkait penghargaan Astha Brata Utama Pamong Praja yang diterimanya, Pakde Karwo mengungkapkan, saat menjadi pamong prinsip yang diterapkan yakni harus bisa melayani, mengabdi, atau kadang-kadang mengajari masyarakat. Semua ini dilakukan untuk bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dan saat jadi Gubernur Jatim, Ia membuat kebijakan one OPD one innovation.
“Sesuai yang disampaikan pak Mendagri bahwa konsep awal berubahnya pangreh praja menjadi pamong praja yakni agar bisa melayani sesuai etika dan moralitas,” jelas Pakde Karwo.
Pakde Karwo berpesan kepada ASN, saat ini negara telah membuat sistem remunerasi dimana yang bekerja keras akan mendapatkan lebih. Karenanya, diharapkan praktek-praktek yang tidak terpuji harus ditinggalkan, utamanya yang bisa merugikan bangsa dan negara.
“Sebagai abdi negara kita harus bisa bekerja dengan sepenuh hati, dan terus ciptakan inovasi untuk kemajuan yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.
Sementara itu, istri Gubernur Jatim Dra. Hj. Nina Soekarwo,M.Si yang setia mendampingi selama acara mengatakan, bahwa selama jadi ASN Pakde Karwo selalu memberikan waktunya selama 24 jam untuk instansinya. Bahkan, cutinya pun tidak pernah diambil selama menjadi ASN.
“Kita sebagai keluarga mengikhlaskan penuh Pakde Karwo untuk mengabdi di Jatim, karena majunya pembangunan di Jatim merupakan tanggung jawab kita bersama,” ungkap Bude Karwo sapaan akrab istri Gubernur Jatim.
Turut hadir Gubernur Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Prof. Dr. H. Ermaya Suradinata, Ketua DRPD Prov. Jatim Abdul Halim Iskandar beserta istri, Sekdaprov Jatim Dr. H. Akhmad Sukardi, MM beserta istri, Forkopimda di lingkup Prov. Jatim, serta para pejabat di lingkungan OPD Pemprov. Jatim. (kim/uyo)