IM.com – Di tengah sorotan pada sampah popok yang dibuang sembarangan di sungai, karya siswa kelas 8 SMPN 23 Kota Surabaya, Muhammad Izaz Khoirullah Alkhalid, patut ditiru dan menjadi inspirasi. Dengan bimbingan empat orang guru IPA di sekolahnya, Izaz mampu mengubah sampah popok bekas pakai menjadi pupuk untuk tanaman.
Muhammad Izaz Khoirullah Alkhalid, mengatakan gel popok bekas pakai bisa membuat tanah menjadi lembab sebagai ganti penyiraman air yang bermanfaat untuk tanaman. Selain itu, bakteri amonia yang terkandung dalam popok bekas bisa membantu pertumbuhan pada tanaman.
“Tanaman juga menjadi lebih subur,” kata Izaz di Surabaya, Selasa (12/2/2019).
Izaz memaparkan proses mengubah popok jadi pupuk ini yang membutuhkan waktu satu bulan. Kata Izaz, popok bekas pakai dicuci bersih lalu disemprot dengan air dan dikeringkan sedikit agar berubah menjadi gel.
“Gel dari popok tersebut lalu dicampur dengan pupuk kompos. Kemudian didiamkan selama sebulan hingga bisa dipakai,” katanya.
Proses ekperimen Izaz ini dimulai sejak awal 2018. Tak butuh waktu lama bagi Izaz dan guru pembimbingnya untuk menghasilkan karya bermanfaat itu.
Kini, dalam setahun, Izaz sudah memproduksi sebanyak 150 kilogram pupuk. Sejauh ini, 100 kilogram pupuk. Bahkan sedikitnya 100 kilogram produk pupuk Izaz ini sudah terjual seharga Rp 10 ribu/5 kilogram dan telah digunakan oleh para orang tua murid di SMPN 23 Surabaya.
Dalam program Pangeran dan Puteri Lingkungan, hasil karya Izaz ini masuk 10 hasil karya terbaik pelajar tingkat SD dan SMP. Karyanya berhasil lolos seleksi sekitar 400 siswa lebih pelajar SD dan SMP.
Mereka yang terpilih menjadi juara merupakan siswa yang memiliki kualifikasi serta berkontribusi nyata selama enam bulan terakhir. Melalui program ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mendorong para pelajar dengan harapan menumbuhkembangkan kecintaan mereka sejak dini terhadap lingkungan.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) meminta kepada Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) untuk bisa mencoba menggunakan pupuk Izaz di taman-taman.
Tak hanya itu, Risma juga meminta Eko Agus Supriadi Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Surabaya untuk membantu mematenkan hasil karya pelajar SMP ini.
“Sepanjang tidak mengecewakan guru dan orang tua dengan nilai yang stabil dan tidak turun, itu tidak masalah cari uang dan kaya sejak kecil,” kata Risma kepada Izaz.
Menurut Risma, para pelajar yang terpilih menjadi Pangeran dan Puteri Lingkungan 2019, merupakan anak-anak yang luar biasa. Terlebih, karya yang dipaparkan para pelajar itu bisa mempengaruhi orang lain untuk peduli dengan lingkungannya.
“Kalian adalah tunas luar biasa dari negara ini, lanjutkan yang selama ini kalian lakukan. Terima kasih sayang, sudah jadi anak yang luar biasa,” ujarnya.
Harapan yang disampaikan Walikota Surabaya kepada Izaz sepertinya juga menjadi asa masyarakat, terutama di Kabupaten dan Kota Mojokerto. Karya bermanfaat Izaz tentunya sangat dibutuhkan masyarakat di daerah tersebut menyusul maraknya aksi buang sampah popok di sungai yang mencemari lingkungan. (Baca: Sampah Popok Berserakan di Jembatan Brangkal, BEP Surati DLH). (ant/im)