Sebanyak 17.268 jiwa dari 4.317 KK di 39 Desa di Kabupaten Madiun harus mengungsi karena rumahnya terendam banjir setinggi 1 meter. Foto kanan: Sementara ruas tol Kertosono-Ngawi yang sebelumnya ditutup karena terendam air bercampur lumpur mulai hari ini kembali dibuka.

IM.com – Banijr yang merendam 15 kota/kabupaten di Jawa Timur pada Rabu-Kamis (7/3/2019) berangsur surut. Akses transportasi seperti ruas jalan Tol Kertosono-Ngawi yang sempat ditutup karena terendam air bercampur lumpur pun kembali dibuka.

Namun PT Jasamarga Ngawi-Kertosono (JNK) membatasi kecepatan kendaraan yang melintas di ruas Tol Kertosono-Ngawi maksimal 40 km. Banjir terparah di ruas tol ini ada di titik KM 604 yang sempat teredam air hingga ketinggian satu meter.

“Alhamdulillah yang sebelumnya kami tutup sudah mulai dibuka sejak pukul 02.30 WIB, dan mulai pagi ini kendaraan arah Jakarta diperkenankan melewati akses tersebut,” kata Area Manager Tol Ngawi-Kertosono, Sabililah ketika  dikonfirmasi, Jumat (8/3/2019).

Hari ini, petugas jalan tol mulai membersihkan sampah dan lumpur yang mengendap di jalan sepanjang 300 meter. Sabil menjelaskan, selain melakukan pembersihan, JNK juga telah melakulan evaluasi terkait genangan banjir yang sempat meluhkan akses tol dsri arah surabaya kemadiun tersebut.

Ia menambahkan, jika saat ini pihaknya telah melakukan evaluasi dengan manajemen. Sedangkan penyebab titik kilometer 604 banjir, dikarenakan kontur jalan dilokasi sekitar cenderung rendah dibandingkan jalan tol lainya.

Meski telah dibuka, kata Sabil, pihak PT JNK tetap memasang sejumlah rambu lalu lintas di sekitar KM 603 hingga KM 604, tujuannya agar pengendara bisa tetap berhati-hati karena masih adanya genangan air di sisi tepi tol. Untuk mengantisipasi jika terjadi banjir susulan, pihak tol juga akan memasangi karung berisi pasir di tepi jalan tol.

“Untuk tepi ruas jalan tol ketinggian genangan air masih sekitar mata kaki orang dewasa, namun di sisi tengah sudah surut dan bisa kembali dilewati normal,” katanya.

Sebelumnya, penutupan akses tol Ngawi-Kertosono arah Jakarta akibat banjir membuat pihak PT JNK melakukan rekayasa lalu lintas dengan contra flow dari KM 603 hiingga KM 607.

Selain itu, kendaraan yang sebelumnya terlanjur masuk tol dan terjebak di sekitar SS Madiun, dilakukan pengawalan oleh Patroli Jalan Raya (PJR) untuk putar balik dan keluar di gerbang tol Caruban.

Sementara itu AVP Corporate Communications PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Heru mengatakan mitigasi risiko di kawasan jalan tol sudah dilakukan sejak tahap desain. Ketinggian jalan tol juga dibangun sudah lebih tinggi dari daerah milik jalan atau “Right of way” (ROW), atau minimal 1 meter di atas ROW.

“Selain itu, juga ada saluran crossing (cross drain) sebanyak 4 cross drain di dekat lokasi banjir yg melintang di bawah jalan tol,” jelasnya.

Namun demikian, kata Heru, untuk banjir di tol Ngawi-Kertosono diakibatkan debit air saat ini sangat tinggi, sehingga jalan tol terendam. “Oleh karena itu, kami lakukan rekayasa lalu lintas dengan contraflow sehingga jalan tol tetap dapat dioperasikan,” katanya.

Banjir Madiun Terparah, Kerugian Rp 7,1 M

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 12.495 kepala keluarga terdampak banjir yang terjadi di 15 kabupaten di Jawa Timur.

“Data sementara, banjir menyebabkan lebih dari 12.495 KK terdampak dan sebagian masyarakat mengungsi ke tempat yang lebih aman,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho pada siaran pers yang diterima Antara di Surabaya, Kamis malam.

Berdasarkan laporan Pusdalops BPBD Jatim, kata dia, 15 kabupaten yang dilanda banjir adalah Kabupaten Madiun, Nganjuk, Ngawi, Magetan, Sidoarjo, Kediri, Bojonegoro, Tuban, Probolinggo, Gresik, Pacitan, Tranggalek, Ponorogo, Lamongan, dan Blitar.

“Daerah yang paling parah terlanda banjir adalah Kabupaten Madiun, akibat meluapnya Sungai Jeroan yang merupakan anak sungai Madiun,” ucapnya.

Ia merinci, sebanyak 39 desa yang tersebar di delapan kecamatan di Madiun terendam banjir, sehingga menyebabkan 4.317 KK atau 17.268 jiwa terdampak banjir, dua unit rumah rusak berat, 253 hektare sawah tergenang , tiga titik tanggul rusak, dua unit jembatan rusak, satu unit gorong-gorong rusak, dan ribuan ternak terdampak.

Pemerintah Kabupaten Madiun mencatat banjir menyebabkan 497 hektare lahan pertanian terendam. Kerugian kerusakan lahan sawah itu ditaksir lebih dari Rp 7,1 miliar.

“Rata-rata tanaman padi yang terendam berusia 70 hari, ada juga dua hektare lahan persemaian,” ujar Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Madiun Edy Bintarjo, kepada wartawan di Madiun, Juma (8/3/2019).

Ia mengatakan, jumlah kerugian yang ditanggung petani cukup besar, namun Dinas Pertanian belum menyatakan puso. Namun, jika nantinya mendekati masa panen terjadi puso, petani yang mengikuti asuransi tani akan mendapatkan ganti rugi sebesar Rp6 juta per hektare. 

“Sedangkan bagi petani yang tidak ikut asuransi, akan kami coba meminta bantuan benih ke provinsi karena ini terkena bencana banjir,” kata Edy. (ant/im)

87

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini