IM.com – Mojotirto Festival telah berlangsung selama dua hari, Jumat-Sabtu (22-23/03-2019). Even memperingati Hari Air Sedunia ini digelar Pemerintah Kota Mojokerto di Jembatan Rejoto Kelurahan Pulorejo Kecamatan Prajurit Kulon dengan balutan serangkaian kegiatan bernuansa seni budaya.
Serangkaian kegiatan bernuansa seni budaya sudah nampak pada acara pembukaan yang dibuka Wali Kota Ning Ita didampingi Wakil Wali Kota Cak Rizal. Termasuk jajaran Forkopimda Mojokerto serta segenap kepala OPD di lingkungan Pemkot Mojokerto. Juga turut hadir tokoh masyarakat dan anggota organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan se-Kota Mojokerto.
Pembukaan Mojotirto Festival dimulai dengan Kirab Mojopahit diikuti warga dan pelajar se-Kota Mojokerto yang berpakaian ala Mojopahit serta penari bedoyo air yang membawa air dari tujuh sumber.
Kemudian penari bedoyo air menyerahkan kepada lurah yang daerahnya dilalui sumber air yang selanjutnya diserahkan kepada Wali Kota serta jajaran Forkopimda.
Ketua Panitia Novi Raharjo menyebutkan kirab mojopahit diikuti 7 penari bedoyo air, 300 partisipan dari warga Kota Mojokerto, 1000 siswa SMP berdandan ala zaman Kerajaan Mojopahit.
“Meski belum sesuai pakem, namun kita berusaha sesuai dengan pakem yang sebenarnya. Kami akan terus melakukan kajian agar sesuai pakem Mojopahit yang sebenarnya,” jelas Novi.
Wali Kota Ning Ita menyampaikan, Mojotirto Festival adalah awal membuka wilayah barat Kota Mojokerto untuk menjadi pusat keramaian. “Semoga dengan Mojotirto Festival membawa dampak sosial dan ekonomi yang luar biasa bagi Kota Mojokerto,” ungkapnya.
Sementara hari kedua Mojotirto Festival 2019 Sabtu (23/3) kegiatan uri-uri budaya Mojopahit . sekitar 1500 anak dolanan permainan tradisional di Jembatan Rejoto dibuka Wakil Wali Kota.
Dolanan permainan tradisional dibagi dua sesi yaitu dolanan massal dan lomba dolanan. Antara lain balap sarung, uncal sarung, damparan watu, klompen bathok dan wenga papua.
Ribuan anak riang gembira dan bersenang-senang bersama merayakan festival yang baru pertama digelar ini. Seakan kembali ke masa lalu, tak ketinggalan orang tua dan guru-guru juga bernostalgia dengan permainan tradisional yang ada jauh sebelum tergantikan permainan modern seperti saat ini.
Cak Rizal ini berharap dengan digelarnya dolanan permainan tradisional di Mojotiro Festival ini bisa menghidupkan kembali permainan tradisional di nusantara khususnya di Kota Mojokerto.
Penutup sambutan Cak Rizal membunyikan kitiran yaitu permainan tradisional dari bambu yang didorong oleh angin sehingga berbunyi khas. Dan kitiran dimainkan ribuan peserta dari seluruh SD se-Kota Mojokerto yang hadir pada pagi itu.
Setelah membuka lomba permainan tradisional, Cak Rizal melanjutkan rangkaian Mojotirto Festival 2019 dengan melepas peserta lomba dayung di DAS Sungai Brantas dengan didampingi Kepala Satpol PP Kota Mojokerto Heryana Dodik Murtono.
Lomba dayung perahu karet diikuti oleh 27 kelompok yang dibagi menjadi 3 klasifikasi yaitu pelajar SMA, Karang Taruna dan masyarakat umum se-Mojokerto Raya. Acara lomba bercerita juga merupakan rangkaian di Mojotirto Festival yang diselenggarakan di Hutan Kota Pulorejo diikuti siswa-siswi se-Kota Mojokerto.
Mojotirto Festival 2019 dipungkasi oleh penampilan Ludruk Karya Budaya di Jembatan Rejoto pada malam hari. Hiburan rakyat ini menampilkan lakon “Kriwikan Dadi Grojokan”. Acara ini menjadi penutup yang meriah dan menghibur karena dihadiri ribuan warga. (ika/uyo)